Antologi: Secarik Memori

cover “Secarik Memori”; dok. cmj

Penulis: Peserta Didik XII MIPA 4 SMA Negeri 2 Cibinong – Bogor

QRCBN : 62-839-7890-136

Editor : Neneng Hendriyani

Lay Out : Tim CMJ

Desain Sampul : Hapiah

Cetakan Pertama, Januari 2023

Penerbit

Cakrawala Milenia Jaya

Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No.12

Cibinong – Bogor, Jawa Barat

cakrawalamileniajaya@gmail.com

https://cakrawalamj.co.id

ig: cakrawalamilenia

Jumlah halaman vii+337

Hak cipta dilindungi Undang-undang

All Right Reserved

“Secarik Memori” hadir di tangan pembaca yang budiman sebagai karya peserta didik kelas XII MIPA-4 SMAN 2 Cibinong Tahun Pelajaran 2022-2023. Buku ini terdiri dari 35 teks cerita pribadi yang ditulis oleh peserta didik dengan cara mengawali cerita, isi cerita, dan gaya penulisan masing-masing.

Ide penerbitan buku ini berawal pada saat pembelajaran di ruang kelas. Dalam setiap pembelajaran, guru berpatokan pada Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar 4.4 Kurikulum 2013 adalah Menulis Cerita Sejarah Pribadi Dengan Memerhatikan Kebahasaan.

Selaku pengampu Bahasa Indonesia di kelas ini saya tergerak untuk menghimpun tulisan peserta didik ini dalam sebuah buku. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: 1) memberikan wadah ekspresi peserta didik, 2) meningkatkan kompetensi siswa di bidang menulis, 3) mengimplementasikan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMAN 2 Cibinong; dan 4) mendokumenkan karya peserta didik yang dapat dikenang sepanjang hayat. (Pembimbing, Helfy M Ilfa, S.Pd., M.Pd.)

Halo semuanya! Perkenalkan nama saya Almira Adelia Puspita, akrab dipanggil Adel oleh keluarga dan teman-teman saya. Lahir di Bogor pada tanggal 1 September 2004. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Saya memiliki seorang kakak laki-laki dan saya memiliki selisih usia yang cukup jauh dengan kakak saya. Usia kami terpaut delapan tahun. Walau begitu tidak mengurangi rasa persaudaraan atau kebersamaan yang kami punya. (Memutar Waktu, Almira Adelia Puspita)

Namaku Andhika Gerhan Pratama. Kalian semua bisa memanggil namaku Dhika. Aku lahir di Bogor pada tanggal 8 Januari 2005. Aku memiliki hobi olahraga dan bela diri. Bela diri yang ditekuni yaitu karate. Aku memiliki cita-cita ingin menjadi seorang polisi. (Pengalaman Pribadiku, Andhika Gerhan Pratama)

Aku tidak terlalu ingat bagaimana masa-masa yang telah aku lalui. Entahlah. Bisa jadi memang kepandaianku saja yang lemah dalam mengingat memori-memori pada masa itu. Dari ribuan hari yang telah  kulalui. Kebanyakan dari mereka yang melekat di otakku adalah memori-memori indah yang selalu tidak ingin aku lupakan bahkan hingga esok hari. Tidak kupungkiri memang tidak semuanya kuingat. Namun memori tentang visual, suara, rasa, dan rabaan tak mudah hilang ditelan waktu. (Triasih, Astrid Prinsilia Tribuana)

Pada saat mengandungku ibu terkena virus toxoplasma dan meskipun ibu sudah terapi pengobatan menurut dokter virus ini sesekali akan muncul bila kondisi tubuh tidak fit, sehingga dokter menganjurkan di saat kandungan ibu sudah tiga bulan, ibuku harus selalu minum obat berupa antibiotik, antivirus, multivitamin dan suplemen makanan untuk menjaga agar tubuh ibuku tetap sehat karena menurut dokter, virus ini akan menyerang janin pada saat tubuh si ibu hamil melemah. (Serpihan Memoriku, Aulia Rahman)

Saya sangat menyayangi mereka. Menjadi anak pertama sekaligus cucu pertama di keluarga membuat saya memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Selain saya harus mewujudkan impian pribadi saya juga harus memberi contoh yang baik untuk adik-adik. Saya harus bisa membanggakan kedua orang tua dan saya juga harus bisa mewujudkan apa yang kedua orang tua harapkan pada diri saya. Saya merasa memiliki tanggung jawab yang besar karena saya merupakan cucu pertama. (Kenanganku, Alia Tattya Rahma)

Empat belas tahun yang lalu aku memulai pendidikan di Taman Kanak Kanak atau TK AR Rahman yang berjarak beberapa meter saja dari rumahku. Ketika itu aku memiliki banyak sekali teman. Saat itu pula aku dikenal sebagai perempuan yang sangat tomboy karena saat itu aku memiliki banyak sekali teman laki-laki dan aku juga banyak menghabiskan waktu dengan bermain bersama mereka. Seperti anak TK pada umumnya kala itu segala kegiatan masih terbilang sangat mudah dan ringan untuk dilalui. Aku pun masih bisa menikmati suasana tidur siang, makan siang bersama keluarga, menonton acara televisi di siang hari dan bermain bersama teman-teman saat sore hari. Pada saat itu TK ku juga memiliki banyak sekali kegiatan yang sangat menyenangkan  seperti Outbond, pergi mengunjungi kebun binatang, melakukan kegiatan menanam, dan kegiatan membajak sawah menggunakan kerbau. Hal tersebut menjadi kenangan bahagia bagiku yang saat itu masih berada di taman kanak kanak. (Sedikit Kisah Tentang “Aku”, Aurellia Zahra Pradhana)

Aku dan keluarga terus berjalan melihat-lihat barang hingga pada suatu waktu aku mendengar suara mainan dan mengikuti suara tersebut yang semakin lama menjauh dari tempat di mana keluargaku berada.

Aku mulai menangis ketika menyadari keluargaku tidak berada di sekitarku. Lorong demi lorong, toko demi toko aku lewati untuk menemukan keberadaan orang tuaku tetapi belum juga aku temukan. Setelah sekitar 5 menit, aku memberanikan diri mendekati seorang kakak perempuan untuk bertanya. (Kenangan Lalu, Cinta Ratu Putri Pratama)

Saya merasa hari itu menjadi salah satu fase paling menegangkan dalam hidup di mana saya harus diam-diam menahan tangis. Bahkan saat air mata baru saja jatuh setetes dengan cepat saya menghapusnya secara sembunyi-sembunyi. Saya tidak  mau terlihat lemah, dan juga tidak mau membuat orang-orang khawatir. Seperti dugaan bidan sebelumnya bahwasanya memang proses persalinan harus dilakukan secara Caesar.  Kemungkinan tindakan baru bisa dilakukan pukul enam pagi nanti. Karena  saat ini jam sudah menunjukkan pukul setengah dua malam dan kebetulan dokter beserta para tim operasi tidak bisa siap-siap secara mendadak, apalagi di waktu tengah  malam seperti sekarang. Mau tidak mau memang harus menunggu. Mungkin sekitar lima jam ke depan. (Kelahiran dan Kebahagiaan, Dede Nurhalimah)

Pada saat SMP saya mengikuti ekstrakulikuler PMR. Alasan saya masuk PMR itu karena sejak kecil saya ingin menjadi dokter jadi saya mengikuti ekstrakulikuler yang berhubungan dengan kesehatan. Saya pernah mengikuti pelantikan ekskul PMR. (Proses Menuju Yang Terbaik, Dinda Humairah M)

Namaku Diva Elysia. Biasa dipanggil  Diva. Aku lahir di Bogor, tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 29 Januari 2005. Ayahku bernama Istadi, dan ibuku  bernama Siswanti. Aku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama Ahmad Wahyudin dan saudara kembar perempuan bernama Devi Elysia. Usiaku dan kakakku terpaut cukup jauh, yakni 9 tahun. Tapi aku dan Devi hanya berbeda 2 menit saja. Namun ketika masih bayi, aku dan saudara kembarku dipisahkan. Aku tinggal di Bogor bersama kedua orang tua, dan kakakku. Sedangkan saudara kembarku tinggal bersama tante dan om di Magelang, Jawa Tengah. Karena  terpisah oleh jarak yang cukup jauh, aku dan saudara kembarku biasanya hanya bertemu ketika liburan atau pun hari raya Idul Fitri. (Menilik Kisah Lalu, Diva Elysia)

Sedikit cerita aku sebenarnya tidak lulus TK dikarenakan aku terlalu malas untuk bersekolah pada saat itu jadi diputuskan untuk melanjutkan ke SD. (Mengulang Waktu, Ebiet Fitranda)

Seperti yang kita tahu saya dilahirkan di Banjarmasin pada bulan November 2004. Saat kelahiran saya ada hal yang menarik terjadi, bukan terjadinya tsunami innalillahi wa inna ilaihi rajiun, melainkan saat saya lahir sebelum dokternya datang. He he he. Iya sampai segitu aja sombongnya. Setelah itu, saya berdomisili di Jalan Manarap. Ayah saya bekerja sebagai PNS dan ibu saya bekerja sebagai ibu rumah tangga. (Mengingat Masa Lalu, Faiz Kharisma Putra)

Masa kecilku dahulu sangat mengesankan dan memiliki banyak kenangan  yang tidak dapat dilupakan. Pada saat aku masih kecil, aku sudah punya banyak teman bermain di rumah. Aku selalu bermain bersama-sama dengan mereka. Apapun mainnya kami selalu bersama. Banyak kenangan yang indah saat bermain bersama mereka yang takkan aku lupakan hingga saat ini. (Pengalaman Yang Tak terlupakan, Farkhandanu Isharyanto)

Saat aku masih duduk di taman kanak-kanak (TK),  aku sering mengikuti kegiatan perlombaan. Aku sering mengikuti lomba menari, paduan suara dan menggambar. Untuk pertama kalinya aku memenangkan juara 3 pada lomba dance modern bersama teman-temanku. Aku juga  mengikuti paduan suara pada PORSENI ANAK dalam rangka Pesta Olahraga dan Seni Anak Tingkat RA. Aku juga selalu menjadi juara kelas ketika  masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Aku masuk TK pada umur 6 tahun. Selama 1  tahun aku di TK ada hal yang tidak pernah aku lupakan yaitu ketika melakukan manasik haji. (Sepenggal Cerita Tentang Diriku, Isna Pitriyani)

Untuk informasi lebih lanjut 

Antologi: Kepingan Memori Vensciun

Penulis : Peserta Didik XII MIPA 1 SMA Negeri 2 Cibinong – Bogor

QRCBN : 62-839-6565-322

Editor : Neneng Hendriyani

Lay Out : Tim CMJ

Desain Sampul : Hapiah

Cetakan Pertama, Januari 2023

Penerbit

Cakrawala Milenia Jaya

Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No.11-12

Cibinong – Bogor Jawa Barat

cakrawalamileniajaya@gmail.com

https://cakrawalamj.co.id

ig: cakrawalamilenia

jumlah halaman ix + 322

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Antologi “Kepingan Memori Vensciun” hadir di tangan pembaca yang budiman sebagai karya peserta didik Kelas XII MIPA 1 SMAN 2 Cibinong Tahun Pelajaran 2022-2023. Buku ini terdiri dari  teks cerita pribadi yang ditulis oleh peserta didik dengan cara mengawali cerita, isi cerita dan gaya penulisan masing-masing.

Ide penerbitan buku ini berawal pada saat pembelajaran di ruang kelas. Dalam setiap pembelajaran, guru berpatokan pada Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar 4.4 Kurikulum 2013 adalah Menulis Cerita Sejarah Pribadi dengan memerhatikan kebahasaan. (Pembimbing, Helfy Maryamul Ilfa, S.Pd., M.Pd.)

Terdengar sayup-sayup suara derap langkah lalu lalang para perawat membantu pasien yaitu seorang ibu yang sedang berjuang, bersusah payah melahirkan jiwa yang baru ke dunia ini. Di depan ruang bersalin, seorang laki-laki tegap sedang terduduk sembari merapalkan doa agar ibu dan bayi yang akan dilahirkan selamat, ia adalah ayah dari calon bayi tersebut.

Selepas menunggu kurang lebih sepuluh menit, lahirlah seorang bayi perempuan. Banyak pasang mata melihatnya dengan penuh dama. Itulah aku, Adinda Aurora Fatimah Soeryono yang lahir pada hari Kamis di Bogor 9 Juni 2005. Tepat 17 tahun yang lalu aku diberi panggilan Olla oleh kerabatku yang akhirnya menjadi nama panggilan sampai saat ini. Aku memiliki seorang kakak perempuan dengan selisih umur tujuh tahun. (Merangkai Memori Empiris dalam Asmaraloka, Adinda Aurora F.S.)

Masa kecilku dahulu penuh dengan hal-hal unik dan tak terlupakan. Ketika umurku lima tahun aku dengan semangat memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Azzahra. Saat itu aku mulai memiliki banyak teman dan dikenal sebagai anak yang aktif, karena sering mengikuti banyak kegiatan, mulai dari lomba menggambar, menari, dan fashion show. Seperti anak TK pada umumnya, kala itu segala kegiatan masih terbilang sangat mudah dan ringan untuk dilalui. Dahulu, bahagiaku tidak perlu harus memenangkan perlombaan atau mendapatkan peringkat di kelas, cukup dengan menonton acara televisi di siang hari dan bermain bersama teman-teman saat sore hari saja membuatku merasa senang. (Kepingan Memoriku, Adzra Ghina Alea)

Masa putih abu-abu pun tiba. Namun semua itu tidak berjalan seperti yang  saya bayangkan sebelumnya karena situasi pandemi yang ada. Situasi kami saat itu sangat tidak memungkinkan untuk melakukan pembelajaran tatap muka sehingga masa pengenalan sekolah kami dilakukan dari jarak jauh. Selama melakukan pembelajaran jarak jauh saya mengalami banyak kesulitan. Pembelajaran jarak jauh pun semakin lama semakin membuat saya jenuh. Melakukan pembelajaran jarak jauh sangatlah tidak mudah. Banyak kendala yang saya hadapi. Meskipun masa pandemi cukup menyulitkan namun ada sisi positif yang dapat saya ambil, yaitu saya menjadi lebih banyak di rumah dan bisa menghabiskan waktu bersama keluarga saya. Hal itu membuat saya semakin bersyukur atas semua yang ada. Berkat pandemi ini saya benar-benar dapat menghabiskan banyak waktu bersama keluarga saya. (Kisahku, Aishah Khumaira Farzana)

Di kala sang surya belum menampakkan dirinya sudah ada seorang ibu yang dengan sekuat tenaga bertaruh nyawa untuk melahirkan seorang anak. Tepatnya pada tanggal 26 Juni tahun 2005 lahirlah seorang anak bernama Aldika Galang Jarmananda.Anak itu diberi nama tersebut oleh sang ayah dan sang ibu bukan tanpa tujuan. Setiap kata dari nama tersebut memiliki arti. Aldika mempunyai makna Alhamdulillah dia kembali ada. Ketika sang ibu mengandung anak keduanya ia mengalami sebuah musibah dan anak yang sedang dikandung pun tidak dapat ia lahirkan. Galang mempunyai makna Gagah Lanang mereka menamakan anak itu dengan nama Galang dengan harapan anak tersebut bisa tumbuh menjadi seorang anak laki laki yang gagah. Nama Jarmananda datang kepada sang ibu ketika sedang tertidur di suatu malam yang sangat tenang dan mendapatkannya dalam mimpi. (Kisah yang Masih Berlanjut, Aldika Galang Jarmananda)

Di masa sekolah SMP ini aku pun mewakili sekolahku untuk mengikuti Young Health Program (YHP), yaitu suatu organisasi internasional yang membahas isu tentang hak anak, kesehatan anak, dan lain sebagainya. Aku mengikuti organisasi ini secara aktif dan sangat bersemangat karena di YHP ini aku mendapatkan pelajaran dan pengetahuan yang belum pernah aku ketahui sebelumnya. Aku juga mendapat kesempatan untuk menjadi pembicara dengan mewakili para remaja dalam isu hak anak di salah satu mall terbaik di Cibinong. Aku bangga dapat membawa harum nama sekolahku. Aku pun mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pembuatan film dokumenter tentang YHP. Aku juga aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) serta menjadi kandidat dalam Pemilihan Ketua OSIS. Namun, aku belum beruntung terpilih menjadi ketua OSIS. Aku mendapatkan jabatan sebagai Sekretaris. Tidak mengapa aku tidak merasa kecewa. Justru dengan itu, aku mendapat kesempatan untuk belajar lebih banyak mengenai kegiatan keorganisasian. Di OSIS, aku banyak belajar bagaimana kita menghargai pendapat orang lain, bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik, dan dapat menuangkan ide-ide kreatif untuk kemajuan sekolah. (Cerita Tentangku, Alica Kinar Deska)

Terlahir dari keluarga yang mayoritas besar berseragam loreng, sejak kecil aku sudah ditempa dengan pendidikan yang mungkin melalui kacamata orang lain terlihat sadis. Pada usia tiga tahun aku sudah diikutkan bela diri dari Negeri Ginseng, yaitu Taekwondo. Kemudian ibuku yang merupakan seorang kutu buku mewariskan tumpukan buku-buku kepadaku; mulai dari buku novel, komik, hingga ensiklopedia. Warisan harta karun dari ibuku itu secara tidak langsung memberiku gelar kutu buku. Sehingga saat menginjak usia kurang lebih lima tahun aku telah menyelesaikan dua buku dari serial fantasi Harry Potter. (Bernapas, Rehat, dan Romantisasi Hidup, Andi Aviramitha Shalimar Sawerannu)

Pada hari Rabu tanggal 9 Februari tahun 2005 lahirlah seorang bayi perempuan  kecil di sebuah kota dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit dan dikenal dengan sebutan Kota Hujan, yaitu Kota Bogor. Betapa bahagianya seorang ibu melahirkan bayi perempuan kecil nan imut yang beliau beri nama Aura Titania Hadi, yaitu saya sendiri. Baik di lingkungan keluarga maupun pertemanan, saya akrab dipanggil dengan nama Aura. Nama Aura Titania Hadi memiliki arti bahwa saya dapat memancarkan aura dari diri saya sehingga saya dapat menjadi seseorang yang kuat, tabah, dan tenang. Saya lahir dari seorang malaikat cantik bernama Intan Ferania dan ayah kandung saya bernama Teguh Hadi Sulistiono, dan saya memiliki ayah sambung yang sangat menyayangi saya sampai saat ini bernama Yuniar Kuswarsanto. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. (Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Aura Titania Hadi)

Sejak kecil semua orang di sekitar saya memiliki cita-cita. Entah itu menjadi seorang presiden, memiliki banyak uang, mempunyai banyak penggemar atau masih banyak lagi. Sejak saya menginjak jenjang sekolah, teman-teman saya sudah memiliki gambaran hidup yang mereka inginkan pada masa depan walaupun itu tidak realistis. Pada waktu itu saya sangat takjub mendengarkan impian-impian mereka. Namun, saat saya bercermin yang saya lihat hanyalah seorang pemalu biasa. Pada saat itu saya tidak bisa membayangkan sebuah masa depan di mana saya merasa senang dan bebas. Tetapi hal tersebut tidak bertahan lama. Ini lah cerita perjalanan gadis pemalu itu mencari masa depannya. (Mencari Masa Depan, Darin Ariqa Khairunnisa)

Ketika usiaku sekitar 3,5 tahun aku terjatuh yang menyebabkan kepalaku bocor terkena ujung tangga. Saat itu aku sedang bermain boneka bersama kucing dan tidak menyadari jika tangga sedang licin. Aku terbangun dan tidak merasakan sakit sedikit pun tetapi darah menetes dari jidatku. Aku yang saat itu masih kecil tidak mengerti dan kemudian menghampiri ibuku di ruang keluarga. Sontak saja ibuku sangat shock anak perempuannya datang dengan kepala bocor beserta darah yang mengalir deras dari jidatnya, aku hanya bisa tertawa sambil terus mengelap darah yang tidak berhenti mengalir. (Kisah yang Belum Usai, Desak Nyoman Putri. A. W )  

Tetapi meskipun begitu aku memiliki jiwa berpetualang yang tinggi. Aku senang bermain di luar ruangan. Sifatku yang ini pun tidak luput dari cerita menegangkan. Di bawah panasnya terik matahari yang membakar kulit saat hari Jumat aku diperintahkan untuk tidur siang seperti anak seumuran yang lainnya tetapi dengan bersikukuh aku menolak karena ingin main sendiri di luar ruangan. Hal yang selanjutnya terjadi adalah aku dibawa oleh seorang pemulung, tetapi syukurlah digagalkan karena ayahku yang sedang di dalam rumah berlari keluar setelah menyadari ada yang tidak beres dengan anak gadisnya yang satu itu. (Perpaduan Niskala Dalam Kehidupan, Dessinta Aryani)

Aku pun mulai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu marching band. Aku menjadi pemain pianika juga xylophon. Ekskul marching band ini biasanya digunakan untuk mengiringi lagu pada saat upacara setiap hari Senin. Aku juga sempat satu kali mengikuti lomba marching band sebagai pemain xylophon dan kami mendapatkan juara ketiga. (Teks Cerita Sejarah Pribadi, Dewi Sekar)

Paskibra merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang saya ikuti sejak kelas tujuh. Di sekolah saya, para murid diwajibkan untuk mengikuti minimal mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler. Maka dari itu tanpa ragu saya memilih Paskibra untuk kegiatan ekstrakurikuler yang akan saya ikuti. Paskibra Garuda Dua atau Pasgardu adalah organisasi Paskibra di SMPN 02 Cibinong. Di sini saya mendapatkan sangat banyak pengalaman baru. Selain itu, saya juga mengikuti beberapa perlombaan LKBB atau Lomba Ketangkasan Baris Berbaris bersama teman-teman satu pasukan lainnya. Seringkali kami mendapatkan juara pada beberapa perlombaan dan itu membuat saya sangat bangga akan diri sendiri dan teman-teman. (Jurnal Yang Belum Selesai, Didah Azkiya Armondya)

Melihat telinga kananku meneteskan darah aku segera mengemas buku-buku dan tempat tulisku lalu aku segera bergegas menemui kepala sekolah. Aku berusaha tutup mulut tentang kejadian nahas yang menimpa diriku sebelumnya, tetapi setelah di interogasi oleh kepala sekolah akhirnya aku membuka mulut tentang kronologi kejadian ini. Setelah itu, aku langsung dibawa ke rumah sakit umum terdekat dan setelah menunggu beberapa saat akhirnya giliranku lah untuk mendapatkan perawatan berupa jahitan di telinga kananku.

Pada saat proses penjahitan telinga kananku prosesnya sangat menyiksa walaupun sudah disuntik dengan obat bius tapi tetap saja rasa sakit itu masih bisa kurasakan. Aku menangis dan menjerit kesakitan ketika dijahit. Aku benar-benar tidak kuat menahan rasa sakit saat dijahit, benar-benar menyiksa diriku pada saat itu. Namun, beberapa saat kemudian ayahku datang untuk menemaniku. Dan, pada saat itu aku merasa lega karena akhirnya orang tuaku bisa menemaniku. (Teks Cerita Sejarah Pribadi, Dikko Frentzen)

Suatu hari suara tangisan menggema di sekitar ruangan yang berukuran kira-kira 4×4m². Lahirlah seorang anak perempuan bertubuh mungil. kehangatan selimut kecil berwarna biru memeluknya. Kedua orang tuanya memberikan nama anak itu dengan nama Dinda Salsabila. Kata “Dinda” yang memiliki arti anak kesayangan dan “Salsabila” yang berarti diberi kebesaran, teguh dalam pendirian, bijaksana mengambil keputusan, dan dapat memimpin. Semua orang bersuka cita pada hari itu, 17 September 2005 pada pukul 23.45 WIB. Itulah namaku, nama yang berisi doa dan harapan dari kedua orang tuaku. ( Teks Cerita Sejarah Pribadi, Dinda Salsabila)

Selain itu, aku juga mempunyai teman laki-laki bernama Sulton. Setiap pembagian tempat duduk yang diatur oleh guruku, kami bagai api dengan asap. Empat tahun kami duduk bersama, banyak sekali hal kecil yang kami ributkan di setiap harinya. Ia termasuk anak yang menyebalkan dan suka menjahiliku sehingga membuatku kesal, hingga aku memanggilnya dengan sebutan “Bala”, yang berarti banyak tingkah. Sementara dia memanggilku dengan sebutan “Baper” karena aku yang mudah sekali marah terhadapnya. Meskipun begitu, kami suka berbagi keluh kesah bersama, dan saling mendukung satu sama lain. (Lika–Liku Perjalanan Hidupku, Diniah Wulandari)

Orang tua saya selalu berpesan, “Tidak apa-apa tidak berhasil yang penting Kamu sudah berusaha dengan baik dan mempunyai keberanian untuk mencobanya”. Selama 3 tahun saya menimba ilmu dan banyak sekali pelajaran yang saya dapat. Saya sangat senang di kelilingi oleh orang-orang yang sangat saya sayangi. Itu merupakan suatu rasa syukur saya karena masih bertemu dengan teman-teman yang baik. (Teks Cerita Sejarah Pribadi, Dwi Pawestri)

Biasanya sepulang sekolah ibuku akan menjemputku dari sekolah. Jika di rumah tidak ada pengasuh, ia akan membawaku dan adikku pergi ke kantornya. Dikarenakan aku dan adikku hanya berselisih satu tahun kami bagaikan anak kembar yang tak dapat dipisahkan, bahkan tidak sedikit juga yang mengira bahwa kami adalah anak kembar. Pernah suatu hari ibu tidak membawa kendaraannya ke kantor, dan kami harus menggunakan kendaraan umum untuk bisa kembali ke rumah. Dikarenakan cuaca yang tidak mendukung, rintikan hujan mulai menyapa di sore hari itu. Ibu yang tidak ingin kami terkena flu, melindungi kami dengan memasangkan kain pada masing-masing kepala kami hingga membuat seorang ibu yang berada dekat dengan kami,bertanya jika kami adalah anak kembar. Ibuku terkekeh menanggapi pertanyaan itu. Dan, aku tidak begitu mendengar apa yang mereka bicarakan selanjutnya. Perjalanan menuju rumah masih sangat jauh dan matahari sudah digantikan bulan. Aku dan adikku yang kelelahan memilih untuk tertidur dalam pelukan hangatnya. (Memori yang Berputar, Ghinaandhiyaa Pradja Wibowo)

Tahun demi tahun pun berganti. Di penghujung tahun 2019 menuju 2020 terjadi peristiwa besar yang mengubah hidup kami semua. Kemunculan kasus COVID-19 pertama kali menjadi awal pandemi di seluruh dunia. Seluruh sekolah, kantor dan tempat-tempat wisata ditutup untuk mencegah terjadinya kenaikan kasus COVID-19, termasuk MTs Negeri 3 Bogor tempatku bersekolah. Awalnya diumumkan bahwa sekolah hanya akan diliburkan selama 2 minggu, tetapi kenaikan kasus COVID-19 yang semakin parah menyebabkan libur diperpanjang. Akhirnya, aku dan teman-temanku yang tengah berada di tahun terakhirku di sekolah menengah pertama (SMP) batal mengikuti ujian akhir sekolah dan ujian nasional sebagai syarat kelulusan. (Diari Hidupku, Hana Zahra Anabela)

Sekolahku yang baru merupakan sekolah alam, kelasnya didesain seperti pondok atau saung. Terdapat kolam ikan yang besar, serta kebun yang ditanami berbagai macam tanaman, tak lupa kandang sapi dan ayam turut menghiasi pekarangan belakang sekolah. Di sekolahku ini pula aku menemukan jiwa petualang. Setiap hari Jum’at selepas shalat Duha selalu diadakan kegiatan di luar ruangan, seperti tracking sawah, autbond, hingga flyfox. Setiap tahun juga diadakan super camp di mana kami menginap tiga hari dua malam di hutan khusus bagi kelas 4, 5, dan 6. Tidak lupa pula Peradaban Festival yang merupakan sebuah acara perlombaan besar di mana mengundang banyak sekolah di kota Serang dari tingkat SD hingga SMA. Hari-hariku di sana dilalui dengan penuh kegembiraan dan petualangan baru. Aku pun pulang membawa seribu cerita yang selalu aku ungkapkan kepada kedua orang tuaku. (Euonia yang Menciptakan Baswara, Hiya Naura Aini)

Rasanya ingin kuputar balikan waktu untuk mengenang masa kecilku. Namun yang namanya manusia pasti harus berkembang dan beranjak lebih dewasa. Sejak SMP aku belum aktif dalam organisasi. Namun entah mengapa pada saat kelas 1 SMA aku berpikir ingin mengikuti sebuah organisasi karena menurutku apa salahnya keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru. Menurutku, banyak sekali kelebihan yang akan aku dapat jika aku mengikuti sebuah organisasi di SMAVO. Pada saat itu, OSIS SMAN 2 Cibinong membuka sebuah open recruitment bagi siswa-siswi baru. Langsung saja aku mendaftarkan diriku di OSIS SMAN 2 Cibinong karena kebetulan kakakku juga pernah menjabat di OSIS SMAN 2 Cibinong. Banyak sekali ilmu-ilmu yang kudapat dari kakakku tentang open recruitment, mulai dari membuat video perkenalan, tata cara wawancara yang baik dan benar, dan masih banyak lagi. (Keluar Dari Zona Nyaman, Keia Tirta)

Aku merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yang memiliki seorang kakak perempuan dan adik perempuan. Hal itu menjadikan ayahku sebagai seorang pria satu-satunya di keluargaku. Meskipun aku bukan anak sulung atau cucu pertama dalam keluarga, kehadiranku amat sangat dinantikan. Dahulu, nenekku sangat mendambakan seorang cucu nan mungil yang berkulit sawo matang, rambut berwarna hitam pekat tetapi lurus dan lebat bak hutan rimba. Keinginan nenekku itu dijawab oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan kehadiranku. Kesenangan juga dirasakan kakakku karena ia akhirnya memiliki seorang teman di keluarganya. Ia selalu berdoa agar diberikan seorang adik perempuan yang dapat diajak bermain boneka bersama. (Goresan Tinta Kehidupan, Khairuna Nofitriani)

Karena selama berada di TK aku menggunakan antar-jemput sebagai transportasi dan rumahku cukup jauh dari sekolah aku sudah berkunjung ke berbagai tempat di sekitar Cibinong karena mengantar teman-teman yang berada di dalam antar-jemput yang sama. Aku memiliki beberapa teman dekat selama di TK. Mereka adalah Dania, Fattan, Firly, Putri, dan Sekar. Kami sering bermain bersama di playground saat jam istirahat dan juga sering bersama bila ada acara di luar sekolah, misalnya saat jalan-jalan ke Ancol. (Ragam Warna Kehidupanku, Khalda Salsabila)

Lembaran Hitam Putih Hidupku   214

Mazaya Raini Nurmaliza 

Jejak Menuju Maturitas  224

Nadira Basilla Firmansyah  

Senandika Seorang Wanodya  234

Nesha Oktaviana 

Wisata Kenangan   245

Nurul Ramadhani Putri

Kenangan Manis yang Penuh Pelajaran   256

Olsyen Akbar Pramudya Ananda 

Kisahku   263

Pandu Rahmadhani Tahir 

Goresan Jiwa di Atas Aliran Memori 271

Puti Rania Faiza 

Ini Manis Saat Aku Mengingatnya  278

Sany Nur Imammah  

Narasi Lampau yang Berkilau   288

Shakila Natasya 

Tangga Kehidupan   296

Sigit Ramadhan  

Tentang Diriku   304

Tasya Lailatuzzahra 

Memutar Kembali Masa Lampau   314

Valerina Hanna.S 

Untuk informasi lebih lanjut