PESAWAT KERTAS XISCIPAN

Antologi: Pesawat Kertas Xiscipan

Penulis               : Peserta Didik XII MIPA 2 SMA Negeri 2 Cibinong

QRCBN               :   62-839-6461-398

Editor                 :   Neneng Hendriyani

Lay out               :   Tim CMJ

Desain Sampul:   Hapiah

Cetakan Pertama, November 2022

Penerbit

Cakrawala Milenia Jaya

Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No.11-12

Cibinong – Bogor Jawa Barat

cakrawalamileniajaya@gmail.com

IG: cakrawalamilenia

Jumlah halaman x + 258

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

cover Pesawat Kertas Xiscipan

Antologi “Pesawat Kertas Xiscipan’’ hadir di tangan pembaca yang budiman sebagai karya peserta didik Kelas XII MIPA-2 SMAN 2 Cibinong Tahun Pelajaran 2022-2023. Buku ini terdiri dari 29 teks cerita pribadi yang ditulis oleh peserta didik dengan cara mengawali cerita, isi cerita dan gaya penulisan masing-masing.

Daftar Isi

Kata Pengantar  v

Daftar Isi vii

Aisyah Farras Fauziyah  

Sungai Kehidupan Diriku   1

Akmal Farras Hafiizh  

Kisah Sederhana yang Sangat Bermakna  12

Alvin Nofamataronia Lahagu  

Kebanggaan Keluarga  19

Ayesha Danish Adlani

Kehidupan dan Waktu   28

Azkar Hafizduddin Zain     

Kehidupan Bayi Premature yang diberi Kenikmatan Luar Biasa  35

Bunga Nandira Putri Arifin  

Kisah Baru   43

Chintya Dwi Azzahra 

Rentang Kisah   53

Daffa Ksatria Vabregaz 

Dari Aku yang Hampir Menyerah   61

Daniel Bintang Wicaksono Sitorus 

Masa Kecilku   71

Defa Rahmita Rifqi Ramadhani

Aku dan Mesin Waktu   81

Fabiyan Fakih Ramadhan  

Masa SMA   89

Faiz Arrazi Ridwansyah  

Perjalanan Hidupku   97

Hanifah Khoirunisa Arsanti

Kilas Balik  106

Hasna Adelia Hananda Putri

Tepi Memori Hasna  115

Irsyad Ahmad  

Ceritaku   124

Jasmine Khalila Zahra 

Kilas Balik  130

Kania Aprilliyanti

Kisah Tentang Saya  139

Muhammad Gavin Jericho  

Kemenangan yang Mengubah Banyak Hal 149

Muhammad Hafizh Fauzan Ajjauzaqi

Berkeringat Bersama Alunan Suara  161

Muhammad Luthfi Irfansyah  

Delapan Belas  169

Muhammad Sidiq  

Kenangan Perjalanan   180

Nisa Amalina Andriani

Hidup Untuk Tujuan Mulia  191

Salwa Zahra Salsabila 

Kisah Penuh Kasih   202

Satrio Karita Putra 

Secarik Kertas Putih dan Tinta Kehidupan   213

Shafa Nazwalia Daulay 

Lembaran Kisah Kehidupan   223

Sulthan Islami Zacky 

Pelajaran dari Kepahitan   232

Villyana Aulia Rahman  

Kenangan yang Membekas  240

Yoga Cristopher Gulo  

Masa Kecilku   250

Yohan Aprianto Sembiring 

Perahu Kertas Kehidupanku   258

Pada suatu pagi, hari Jumat tanggal 29 Juli tahun 2005, saya lahir dengan nama Aisyah Farras Fauziyah. Sejak kecil saya selalu dipanggil menggunakan nama Farras. Farras sebenarnya merupakan nama untuk laki-laki, tetapi saat itu orang tua saya tidak tahu. Arti dari nama Farras adalah pemikiran yang tajam, orang tua saya berharap dengan mereka memberikan nama Farras kepada saya, saya akan menjadi anak yang cerdas dan pintar. Saya merupakan anak yang periang, berani, dan cukup galak.

Saya adalah putra pertama dari seorang lelaki berasal dari Kudus yang lahir pada tanggal 15 Desember 1976 dan dari seorang perempuan asal Bogor yang lahir pada 15 Mei 1977. Mereka menikah pada tanggal 5 Juli 2003 dan dikaruniai Tuhan anak pertama yang lahir di Bogor pada 11 Maret 2005. Mereka memberi nama anak itu Akmal Farras Hafiizh. Nama yang sangat indah yang diberikan oleh orang-orang yang sangat luar biasa.

Akmal yang berarti sempurna, Farras yang berisi harapan agar anak tersebut memiliki Farras yang tampan, dan Hafiizh yang berisi harapan bahwa suatu saat nanti anak itu bisa menjadi hafizh Qur’an.

Pada tanggal 28 Januari 2005 lahirlah seorang anak bernama Alvin Nofamataronia Lahagu di Bogor. Anak itu adalah saya. Saya merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Saya juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga saya, sehingga mereka sangat sayang kepada saya. Dalam adat suku kami anak laki-laki merupakan penerus keluarga, sehingga sangat penting untuk memiliki anak laki-laki. Mama juga pernah berkata kepada saya, bahwa saya adalah anak yang sangat dinanti-nantikan karena akan menjadi penerus dan kebanggaan keluarga. Selain itu, mama juga pernah berkata kepada saya,

“Mempunyai anak laki-laki merupakan pergumulan yang sangat besar untuk mama. Mama selalu berdoa kepada Tuhan agar diberikan seorang anak laki-laki. Dan benar saja Tuhan menjawab doa mama tersebut.”

Hari Selasa, 15 Maret 2005 pukul 6 sore, lahirlah seorang anak perempuan yang diberi nama Ayesha Danish Adlani. Ketiga kata tersebut berasal dari bahasa Arab. Kata ayah, Ayesha berasal dari kata ‘aasya’ yang berarti kehidupan, jiwa, dan semangat, Danish yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan, dan Adlani yang berarti adil. Ayah dan bunda berharap, kelak putri pertamanya ini akan memiliki kehidupan dan jiwa yang bersemangat, pengetahuan yang luas, hati yang bijaksana, serta dapat bersikap adil dalam hal apa pun, kapan pun, di mana pun, dan kepada siapa pun. Ayah juga bilang, nama adalah doa, maka tidak ada salahnya selalu mengharapkan sesuatu yang baik.

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari kedua orangtua yang bernama ayah Nahduddin Sukhaemi Hasan dan ibu Maftuhah Syafei. Nama lengkap saya Azkar Hafizduddin Zain. Saya lahir di kota Jakarta pada tanggal 30 November 2004 tepatnya di Rumah Sakit Cipto Mangoenkusumo (RSCM). Saya adalah bayi premature yang dilahirkan pada saat usia kandungan masih tujuh bulan. Hal tersebut dikarenakan badan bayi saya terlilit oleh tali pusar. Oleh sebab itu, terpaksa dokter memutuskan kepada ibu saya, agar sesegera mungkin melahirkan saya. Apabila saya tidak dilahirkan maka saya bisa meninggal karena terkena racun oleh air ketuban di dalam kandungan.

Nama saya Bunga Nandira Putri Arifin, biasa dipanggil Bunga. Hobi menggambar dan menyukai es krim. Saya memiliki sifat pemalu. Namun, sifat itu tidak menghalangi saya dalam melakukan sesuatu hal. Taman Kanak-Kanak Merpati Pos menjadi salah satu saksinya. Tahun 2010 saya memasuki masa Taman Kanak-Kanak. Banyak hal baru yang saya dapatkan dan saya lakukan. Menjadi petugas upacara salah satunya. Dengan hanya bermodalkan nekat dan paksaan akhirnya saya menurutinya. Saya menjadi pengibar bendera saat itu.

Nama saya Chintya Dwi Azzahra. Teman-teman biasa memanggil saya Chintya. Saya lahir pada tanggal 10 Maret 2005 di Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan.

Bocah laki-laki itu bernama Daffa Ksatria Vabregaz, dan dia adalah aku. Aku lahir di Depok, tepatnya pada tanggal 13 September 2005. Aku merupakan anak pertama dari empat bersaudara, yang mana ketiga adikku semuanya laki-laki. Ayahku berprofesi sebagai pegawai swasta sedangkan ibuku seorang ibu rumah tangga. Ayahku pernah bercerita bahwa namaku yang kerap kali disamakan dengan pemain bola ini ternyata memiliki arti kesatria yang tampan dan pemberani. Dan dari sinilah seluruh ekspektasi dan harapannya dimulai.

Beberapa hari setelah debat, hasil akhir pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS diumumkan. Debat tersebut juga ditayangkan lewat media YouTube. Lagi dan lagi aku gagal. Meskipun begitu aku tersenyum menatap diriku yang sudah berhasil berjuang melawan ketakutannya sendiri. Tidak peduli seberapa kali pun aku gagal, aku akan terus menghargai usahaku melawan kebodohannya ini. Toh, sudah banyak juga kekalahan dalam lomba yang aku ikuti selama ini. Sesampainya di rumah, aku melihat mimik wajah ayahku yang terlihat sudah mengetahui hasilnya. Ia tersenyum lebar kepadaku dan mengajakku salaman layaknya seorang bos dan pegawainya. Ayah berkata bahwa ia bangga dengan perjuanganku selama ini.

Nama saya Daniel Bintang Wicaksono Sitorus, lahir pada tanggal 13 Maret tahun 2005.

“Aku harus menjadi yang pertama! Aku harus menjadi yang pertama! Aku harus menjadi yang pertama selesai!!

Aneh bukan? Ya, sangat aneh. Akan tetapi hal ini lah yang menjadi pondasi dasar saya hingga sekarang. Saya dapat dengan mudah mencerna materi dan mengerjakan soal hitung-hitungan, semua karena ini! Karena beliau, saya menjadi yang terpintar dalam bidang Matematika saat saya SD! Karena beliau, saya saat SMP berhasil menjadi juara 1 dalam Olimpiade Matematika tingkat kabupaten! Saya berutang banyak pada beliau, pada guru Matematika tercinta saya ini.

Mesin waktu hebat bisa membawa aku ke dunia ini sampai sekarang. Ini lah kisah dariku yaitu Defa Rahmita Rifqi Ramadani. Sejarah “Aku dan Mesin Waktu” pada intinya adalah manfaatkan lah waktu yang kamu punya sebaik mungkin karena waktu tidak bisa diulang mau pun diputar kembali. Jangan sampai ada penyesalan buat kalian karena tidak manajemen waktu dengan sebaik mungkin. Waktu 1 menit mau pun 30 detik juga sangat berharga sekali buat kita, jangan membuang waktu dengan sia-sia. Kejar impian kalian dengan sebaik mungkin, hargai orang tua kalian yang sudah bekerja keras untuk membiayai pendidikan kalian agar menjadi anak yang sukses dan masa depan cerah. Orang tua ingin melihat anaknya bahagia sama apa yang sudah mereka didik dan jaga sampai di detik kalian sudah bukan lagi tanggung jawab orang tua kalian. Cukup sampai di sini, ya. Ini lah kisah sejarah dari diriku dan hikmah-hikmah yang masih sedikit aku pelajari dan masih aku pelajari juga, karena pada dasarnya kita tercipta tidak sempuarna maka kita harus menerima kritik dan saran orang lain untuk melengkapi kekurangan kita.

“Keren kamu, Ben” satu kata yang sangat berarti bagiku. Aku merasa bahwa apa yang kuperjuangkan tidak sia-sia dan akan berbuah manis namun aku sadar bahwa perjalananku masih panjang dan tidak usai di sini.

Ada 2 prinsip yang menjadi motivasi saya yaitu “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.” Dan “stay foolish and stay hungry”.

Hari itu, beliau telah menjadi seorang ayah. Dan pria itu merupakan ayah kandung saya. Saya anak perempuan pertamanya yang 18 tahun lalu telah lahir ke dunia. Nama saya Hanifah Khoirunisa Arsanti. Nama itu bermakna sebaik-baiknya wanita muslimah dengan pendirian yang teguh. Saya yakin kedua orang tua saya memberikan nama tersebut sebagai bentuk doa terbaik kepada buah hati mereka. 

Nama saya Hasna Adelia Hananda Putri. Seorang gadis berusia tujuh belas tahun yang saat ini tengah berjuang untuk mencapai cita-cita. Sekarang saya berada di kelas dua belas SMAN 2 Cibinong. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya mempunyai seorang kakak yang pada saat ini sedang menjadi mahasiswa ITB dan seorang adik yang saat ini masih berada di kelas delapan SMPN 1 Cibinong.

Namaku Irsyad Ahmad, akrab dengan panggilan Icad atau Sucad. Aku lahir di Pontianak pada tanggal 29 Maret 2005, tepat 1 hari setelah kejadian “Gempa yang sangat besar dengan kekuatan 8,7 Skala Richter (SR) yang telah terjadi di Nias pada hari Minggu tanggal 28 Maret 2005”.

Namaku Jasmine Khalila Zahra. Tahun ini aku baru saja berusia tujuh belas tahun. Dulu aku selalu bertanya akan jadi apa aku ketika berumur tujuh belas? Sekarang aku tahu, di usia ini semuanya terasa berbeda. Terkadang pikiran remeh yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya sekarang selalu terlintas. Pantas saja kebanyakan tokoh yang diceritakan di lagu atau pun film itu berusia tujuh belas. Mungkin karena di usia inilah transisi antara remaja menuju dewasa terjadi sehingga banyak sekali yang dapat diceritakan

Nama saya Kania Aprilliyanti, biasa di panggil Nia. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 21 April 2005. Tanggal lahir saya sama seperti tanggal lahir Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Raden Adjeng Kartini. Saya merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Saya adalah seorang anak laki-laki yang lahir di Jakarta, tepatnya di Kemayoran pada tanggal 1 April tahun 2006. Saya adalah anak pertama yang terlahir di keluarga saya. Orang tua saya mengkaruniakan nama yang indah kepada saya, yaitu Muhammad Gavin Jericho. Kata Muhammad dari nama seorang utusan Tuhan, manusia yang paling sempurna, yaitu nabi Muhammad S.A.W. Lalu untuk kata Gavin diambil dari bahasa Gaelik Skotlandia, yang memiliki makna Elang Putih. Untuk kata Jericho diambil dari bahasa Ibrani, yang berarti Kota Bulan, jadi orang tua saya  menaruh doa yang tinggi terhadap saya, yaitu menjadi orang-orang yang terpilih di muka bumi ini, dan agar saya dapat terbang mengejar cita-cita saya meskipun itu amat tinggi.

Namaku Muhammad Hafizh Fauzan Ajjauzaqi. Aku biasa dipanggil Hafizh oleh orang lain. Umurku 17 tahun dan di tanggal 30 Oktober 2022 ini aku akan berusia 18 tahun. Aku lahir di Rumah Sakit Hermina pada tanggal 30 Oktober 2004. Berat badanku pada saat aku membuat ini yaitu 65 kg dan tinggi badanku 168 cm.

Satu tahun telah berlalu dan Luthfi sudah menginjak umur 18 (delapan belas) tahun. Diri dan jiwa mungilnya sebagian sudah mulai hilang dan tergantikan dengan sifat dewasanya. Yang menjadi pikirannya hanya bagaimana dia bisa berhasil di masa depannya dengan usaha yang dia keluarkan. Dia juga menjadi satu-satunya harapan oleh kedua orang tuanya untuk menuju kehidupan yang sukses dengan melanjutkan jenjang pendidikan yang terbaik.

Saya adalah seorang anak yang lahir di tanggal 25 bulan Mei tahun 2005 di Bogor yang apabila angka tersebut disatukan menjadi 25-05-05. Angka yang sangat bagus kata orang. Orang tua saya mendoakan kelak menjadi anak yang berperilaku baik dan sukses di dunia dan akhirat. Nama saya Muhammad Sidiq yang kerap di panggil Sidiq atau es, merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara. Saya memiliki kakak perempuan yang terlampau jauh umurnya.

Nama saya Nisa Amalina Andriani, akrab dipanggil Nisa. Saya berharap apabila nanti lulus dari jurusan Ilmu Gizi dapat menerapkan kemampuan dan keterampilan yang saya miliki untuk meningkatkan Gizi masyarakat Indonesia melalui pangan yang mereka makan, sehingga dapat menciptakan generasi penerus terbaik di Indonesia.

Aku adalah seorang bayi perempuan menggemaskan yang lahir pada 24 April 2005 dari sepasang suami istri yang harmonis. Ayahku adalah sosok yang sangat hebat bagiku dengan pekerjaannya sebagai Tentara Nasional Indonesia membuatnya semakin hebat di mataku. Lalu, ibuku adalah sosok ibu yang sangat luar biasa bagi keluargaku dan bagi murid–muridnya karena ia adalah seorang guru yang sangatlah hebat. Banyak hal pahit yang tidak mungkin dapat terhindari jika menjalani kehidupan. Namun, setiap pengalaman sama berharganya dengan kehidupan itu sendiri karena pengalaman lah yang akan membentuk kehidupan tersebut.

Satrio Karita Putra, itulah namaku. Nama tersebut diberikan oleh kedua orang tuaku agar aku menjadi seorang ksatria, gagah berani dan pantang menyerah. Aku lahir di Bogor pada 04 Februari 2005 bisa dibilang kini aku berusia 17 tahun. Saat ini aku tinggal bersama kedua orang tuaku.

Dari dalam bilik rumah sakit berwarna putih yang terselimuti dinginnya udara akibat pendingin ruangan ….. Di situlah aku lahir, anak perempuan yang kehadirannya sudah ditunggu-tunggu ke dunia yang indah ini. Perempuan itu hadir didalam dekapan mama yang dengan lembutnya merengkuh selara ringkihnya sembari menguarkan hangat dalam konsistensi tetap yang sampai sekarang menjadi hal yang paling ia suka. Shafa Nazwalia Daulay, itulah namanya.

Orang tuaku memberi aku sebuah nama indah yang menjadi sebuah harapan mereka untukku di masa depan, yaitu Sulthan Islami Zacky. Seperti Muhammad Ali dan Sonny Liston, aku dan perutku terus bertarung sampai titik darah penghabisan, sampai salah satu dari kami knock out dan menyerah kepada satu sama lain. Bagai pasukan Polandia yang pantang menyerah saat diserbu oleh pasukan Jerman, aku tetap berpegang teguh kepada keinginanku untuk menyelesaikan ulangan harian tersebut terlebih dahulu. Tetapi, sepertinya Tuhan berkehendak lain.

Aku mulai merasakan sensasi hangat di daerah celanaku. Seperti ombak halus yang menyapu, membasahi pasir putih indah di pantai, celanaku perlahan berubah warna dari putih bersih menjadi warna kecoklatan, menandakan akhir dari perjuanganku melawan sakit perutku.

Aku dilanda perasaan bingung dan malu tentang apa yang harus aku lakukan. Aku takut ditertawakan oleh teman-temanku kalau mereka tahu aku buang air di celana, tetapi aku juga tidak bisa hanya diam saja dan membiarkan celanaku berubah menjadi warna coklat. Ayahku pernah mengatakan seorang pria sejati itu akan selalu siap menerima risiko dari segala perbuatan yang mereka lakukan. Dengan segenap tenaga yang tersisa dalam diriku pada saat itu, bagaikan Atlas yang menopang langit di atas gunung, aku berusaha dengan sekuat tenaga melawan rasa maluku untuk mengangkat tangan kananku yang mati rasa.

Perkenalkan nama saya Villyana Aulia Rahman, nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya yang diharapkan memiliki kedudukan tinggi dan penyayang. Lahir di kota hujan, yaitu di Bogor, Pada 14 Juli 2005. Saat di sekolah dari TK hingga SMA panggilan yang biasa diucapkan ialah Villy. Setelah ditelusuri memang nama Villy ini tidak sering ditemukan, jadi terdengar asing.

Namaku Yoga Cristopher Gulo, biasa dipanggil Yoga. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Walaupun aku seorang anak berdarah Nias, tetapi sejak lahir aku tinggal di Bogor. Aku pernah bertanya kepada orang tuaku mengapa aku diberi nama Yoga, lalu orang tuaku menjawab bahwa nama Yoga memiliki arti mencapai kesatuan. Saat mendengar hal tersebut aku merasa senang karena nama yang diberikan oleh orang tuaku bermakna baik. Saat ini aku berumur 18 tahun dan sedang menuntut ilmu di SMA Negeri 2 Cibinong.

Nama saya Yohan Aprianto Sembiring, saya lahir di Bogor, 30 April 2005. Sejak kecil saya selalu ingin menjadi seseorang yang berprestasi terutama di bidang pendidikan. Saat menduduki bangku sekolah dasar saya terkenal sebagai anak yang aktif. Saat saya menemukan kesulitan dalam belajar saat itu juga niatku untuk belajar semakin tumbuh dan menguat. Ibu selalu berkata, “Jika temanmu bisa menjadi pandai, kamu dan temanmu sama-sama makan nasi, kan? Harusnya jika dia bisa, kamu juga pasti bisa!” Semangat dari ibu selalu terngiang dan ajaran dari ayah saat mengajariku di rumah juga selalu saya terapkan. “Aku pasti bisa!” ucapku berteriak dalam hati. Ibu mengatakan kepada saya untuk tetap berjuang dan semangat dalam setiap kondisi dan di mana pun saya berada.