Jejak Etnis Tionghoa di Cibinong

Cover Jejak Etnis Tionghoa di Cibinong (sumber: CV CMJ)

Penulis            : Alwan Putra Desriyanto, dkk

QRCBN           : 62-839-0941-855

Penyunting      : Neneng Hendriyani

Lay out            : Hawa

Desain Sampul: Andini Putri Erviyansyach

Cetakan Pertama, Mei 2023

Nama Hok Tek Ceng Sin diambil dari salah satu nama Dewa, yaitu Dewa Bumi yang bertugas dalam penjagaan kehidupan rakyat agar bahagia, aman dan memiliki banyak rezeki. Sejarah awal mula didirikannya Hok Tek Ceng Sin ini tidak diketahui secara jelas. Namun konon pendirinya ialah pedagang transmigran Tionghoa yang datang ke Indonesia dan saat mereka singgah di suatu tempat mereka membawa patung Dewa yang disembah hingga saat ini (Agi Widodo kepada tribunnewsbogor.com 11/2/20121). Menurut Hidayat, penjaga toko di kelenteng, kisaran tahun berdirinya kelenteng ialah sekitar 500-700 tahun yang lalu. Karena tidak ada catatan mengenai hal tersebut dikatakan bahwa sang pendiri tidak ingin dianggap sombong dengan menceritakannya.

Kelenteng ini memiliki arsitektur khas Cina yang dapat terlihat sangat jelas dari warna bangunannya yang sering dihiasi dengan warna merah dan kuning keemasan karena kedua warna tersebut memiliki makna simbolis yang penting dalam kepercayaan dan budaya Asia.

Warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kekuatan, serta diyakini dapat membantu mengusir roh jahat. Dalam kepercayaan Taoisme, merah juga melambangkan elemen api dan merupakan warna utama dalam festival Tahun Baru Imlek.

Sementara itu, warna kuning keemasan melambangkan kekayaan, kemakmuran, dan keberuntungan dalam kepercayaan dan budaya Asia. Warna ini juga dianggap suci dan dihubungkan dengan keilahian dalam agama Budha.

Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong juga sering menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi umat Konghucu di wilayah tersebut. Beberapa kegiatan yang biasa diadakan di kelenteng ini antara lain:

  1. Ibadah: Umat Konghucu melakukan ibadah di Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong secara rutin. Ibadah dilakukan pada hari raya besar seperti Cap Go Meh, Imlek, dan Tahun Baru Cina.
  2. Kegiatan Sosial: Kelenteng ini sering digunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan sosial, seperti bakti sosial, pengobatan gratis, dan pemberian sembako bagi masyarakat kurang mampu.
  3. Kegiatan Budaya: Di Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong, umat Konghucu dapat mengikuti kegiatan budaya seperti seni bela diri Kungfu, kesenian tradisional seperti Wayang Potehi dan Barongsai, serta pelajaran Bahasa Mandarin.
  4. Acara Tahun Baru Imlek: Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong menjadi salah satu destinasi wisata religi yang populer pada saat perayaan Tahun Baru Imlek. Pada saat ini, kelenteng akan dihiasi dengan ornamen khas Tiongkok dan diadakan berbagai acara seperti parade Barongsai dan pertunjukan seni.
  5. Kegiatan Keagamaan Lintas Agama: Selain kegiatan keagamaan bagi umat Konghucu, Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong juga sering menjadi tempat penyelenggaraan kegiatan keagamaan lintas agama, seperti doa bersama dan dialog antar umat beragama. Hal ini menunjukkan semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama di wilayah Cibinong.

Dari daerah struktur pembangunannya terlihat memang Hok Tek Bio ini sengaja ditempatkan di dekat pasar karena di pasarlah mayoritas orang Tionghoa mencari rezeki. Dan pembangunannya yang berhadapan dengan arus air. Dikatakan bahwa alasan berhadapan dengan air karena air bermakna sebagai pembawa keberkahan dan rezeki. Ini sesuai dengan lokasi Kelenteng Hok Tek Ceng Sin Cibinong yang dekat dengan Kali Baru dan pasar Cibinong.

Sistematika penulisan buku ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisi alasan penulis mengambil topik dari buku ini. Bab ini menjelaskan pula latar belakang, tujuan dan manfaat dari penelitian Etnis Tionghoa di Cibinong.

BAB II Peninggalan Bangunan. Bab ini akan membahas tentang peninggalan bangunan etnis Tionghoa di Cibinong berupa kelenteng dan pemakaman. Kami memilih  Kelenteng Hok Tek Bio Cibinong, pemakaman, Feng shui rumah,  meja altar abu, dan Dewa Pintu.

BAB III Budaya Etnis Tionghoa. Bab ini berisi kebudayaan dari Etnis Tionghoa. Bab ini menjelaskan tentang hari-hari besar, tradisi yang biasa dilakukan, kepercayaan, pakaian tradisional, dan adat pernikahan.

BAB IV Kuliner. Bab ini membahas tentang arti, fungsi, kegunaan, dan nama-nama kuliner etnis Tionghoa.

BAB V Simpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. Isi kesimpulan yang merupakan kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan dan saran untuk pembaca dan peneliti selanjutnya.

LAMPIRAN. Pada bagian ini berisi data observasi, biodata penulis dan biodata pembimbing.

Kelurahan Cirimekar : Yon Bekang & TPU Cirimekar

cover Kelurahan Cirimekar Yon Bekang & TPU Cirimekar (sumber: CV CMJ)

Penulis                :  Ahmad Faizul Adnan dkk

QRCBN              : 62-839-5297-718

Penyunting         : Neneng Hendriyani

Lay out               : Hawa

Desain Sampul  : M. Ari Maulana Lubis dan Altahalli Nadhifa Nyssa

Cetakan Pertama, Mei 2023

Wilayah Cibinong memiliki enam kelurahan, yaitu Cirimekar, Ciriung, Harapan Jaya, Karadenan, Nanggewer Mekar, dan Pabuaran. Kelurahan yang paling dekat dengan kota Cibinong adalah Cirimekar.  

Wilayah Cirimekar merupakan salah satu kelurahan yang berada di Cirimekar. Kelurahan Cirimekar terbentuk pada tahun 1978. Cirimekar memiliki luas wilayah sebanyak 172.000.000 Hektare dan memiliki penduduk sebanyak lebih kurang 12.928 jiwa. Kelurahan Cirimekar memiliki kelembagaan masyarakat seperti RT (Rukun Tetangga), RW (Rukun Tetangga) dsb. Jumlah RT di Kelurahan Cibinong ini sebanyak 27 sedangkan RW berjumlah sebanyak tujuh.

Cirimekar merupakan kelurahan yang sedang berada pada masa pengembangan karena pada saat ini di Cirimekar banyak sekali terdapat tempat rekreasi, seperti Situ Gedong yang berada di dekat wilayah Yon Bekang, Cibinong.

Selanjutnya, ada Alun-Alun Cirimekar yang biasanya dimanfaatkan masyarakat setempat untuk berolahraga serta sarana rekreasi, yaitu Situ Citatah. Situ Citatah ini biasanya dimanfaatkan para warga setempat untuk memancing ikan dan bisa juga dijadikan tempat-tempat untuk bersantai.

Berdirinya  wilayah  Yon  Bek Ang  di kelurahan ini  melalui  sejarah  yang  panjang. Sebelum  menjadi  wilayah  Bek Ang  yang  dikenal seperti  sekarang,  pada  masa  kependudukan  Belanda  wilayah ini  digunakan sebagai  tempat  militer  Belanda. Saat itu tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat latihan, dan tempat istirahat para prajurit Belanda. 

Seiring  berjalannya waktu wilayah ini telah berganti kekuasaan.  Wilayah  ini  pada  akhirnya  dikuasai  oleh  prajurit  perang  Indonesia. Kemudian, tempat ini dimanfaatkan sebagai tempat istirahat dan latihan para Tentara Indonesia. Pada awalnya wilayah ini tidak sebesar sekarang. Dulu  tempat  ini  banyak  tumbuhi oleh  pohon karet.  Tentara  Indonesia  menguasai  wilayah ini  pada  tahun  1961  dan  nama  wilayah  ini  adalah  Yon In Palad, tempat  ini  digunakan  sebagai  base camp  prajurit  Indonesia  dalam  operasi  perebutan  pembebasan  Irian  Barat  yang dikenal  dengan  operasi  Trikora. Operasi ini  dilakukan  selama  kurang  lebih  sepuluh  bulan  yakni  dari  tanggal  19 Desember  1961  sampai  1  Oktober  1962.

Pada  1965  munculnya  Partai  Komunis  Indonesia  (PKI)  di daerah  Cibinong wilayah  Yon  In  Palad  ini  direbut  oleh  PKI  (Partai  Komunis  Indonesia)  namun  tidak  berselang  lama  wilayah  ini  kembali  direbut  oleh  TNI  (Tentara  Negara  Indonesia). Di sisi lain PKI ini memiliki  wilayah  kekuasaan  di wilayah  LIPI  tempat  tersebut  digunakan  sebagai  Base Camp  para PKI. Namun  karena  PKI  pada  tahun  tersebut  tunggang  langgang  akhirnya  dikuasai  oleh  anggota  TNI  lalu  diserahkan  kepada  negara.

Seiring  berjalannya  waktu,  pada  tahun  1985  wilayah  Yon  In  Palad  berganti  nama  menjadi  Yon  Bekang  1.  Sekarang  wilayah  ini  digunakan  sebagai  tempat  latihan  tembak  Prajurit  TNI  dan  tempat  pembekalan  perlengkapan-perlengkapan  TNI.

TPU  Cirimekar  adalah  tempat  pemakaman  umum  yang  terletak  di  Cirimekar.  TPU  ini  sangat  tidak  asing  dengan  warga-warga wilayah Cirimekar. TPU ini memiliki luas 2 hektare. Secara geografis TPU Cirimekar berada di dekat wilayah komplek Yon Bekang Kostrad, yakni di jalan TPU Cirimekar, Cibinong, Kabupaten Bogor dan terletak di samping gedung bengkel Trijaya Ban. Selain itu TPU Cirimekar berseberangan dengan MTs Amaliyah.

Tempat pemakaman umum ini diresmikan pada tahun 1995 oleh pemerintah Kecamatan Cibinong. TPU Cirimekar memiliki petugas sebanyak tiga anggota yang terdiri dari ketua koordinator dan pengurus makam-makam yang ada di TPU Cirimekar tersebut. Di TPU tersebut terdapat makam dari berbagai agama seperti islam, kristen katolik, kristen protestan, konghucu dan sebagainya.

TPU Cirimekar tidak hanya menjadi tempat pemakaman warga saja namun juga digunakan untuk tempat pemakaman para anggota TNI dan pada masa pandemi Covid-19 TPU ini digunakan pula untuk tempat pemakaman pasien yang terjangkit virus Covid-19.

Awalnya TPU ini dikenal dengan sebutan “Hutan Kuburan” yang disebabkan karena pada zaman dulu dikatakan tempat ini adalah hutan. Pada masa itu wilayah TPU ini masih berupa hutan yang jarang dilewati ataupun disinggahi manusia. Jalannya pun masih berupa tanah merah dan bebatuan. Menurut Pak Ali, “Ini makam memang sudah dari dulu kalau orang-orang Cibinong sini menyebutnya hutan kuburan, hutan kuburan gitu. Hutan kuburan karena hutan juga, dan dipakai buat ngubur juga. Jadi, orang-orang sini kalau nanya yang tua-tua di sini tetap dia nyebutnya hutan kuburan, bukan TPU Cirimekar, bukan”. Selain itu pun wilayah pemakaman tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon bambu terutama pada wilayah belakang pemakaman. Selain pohon bambu masih banyak pohon lainnya seperti pohon beringin yang masih tumbuh hingga sekarang.

Seiring berjalannya waktu, hutan ini secara perlahan mulai banyak disinggahi oleh manusia dan menjadi tempat pemakaman. Hingga pada tahun 1995, tempat pemakaman ini diberi nama TPU Cirimekar. TPU Cirimekar ini diresmikan secara tidak langsung. Namun, dari pihak pengelola mengusulkan kepada kepemerintahan Cibinong untuk diresmikan. Setelah diresmikan pemakaman ini dibuatlah sebagai tempat pemakaman umum dan mulailah dibangun seperti patokan-patokan sebagai batas luas pemakaman tersebut, bangunan seperti kantor pengurus makam dan sebagainya. Lambat laun TPU Cirimekar mulai dipadati dengan pemakaman-pemakaman warga sekitar dan secara perlahan pun penjual-penjual bunga mulai menempati kios sekitar TPU. Akses jalan menuju ke pemakaman ini pun diperbaiki.*)

Sejarah Berdirinya Stadion Pakansari

Penulis               : Asep Badru Zaman, dkk.

QRCBN               :    62-839-3322-655

Editor                 :   Dina Ardianti

Lay out               :   Neneng Hendriyani

Desain Sampul:   Hawa

Cetakan Pertama, Mei 2023

Buku ini disusun berdasarkan hasil observasi, survei, wawancara, dan studi Pustaka yang dilakukan secara bersama-sama pada saat pembelajaran P5 berlangsung sejak tanggal 2 Januari 2023 hingga 31 Maret 2023. Semua data dan informasi yang diperoleh dari seluruh kegiatan tersebut kemudian diolah dan disusun menjadi naskah yang layak dinikmati oleh semua orang.

Meskipun stadion ini sangat terkenal di seluruh Indonesia karena kerap digunakan sebagai tempat pertandingan berskala nasional dan internasional namun tidak sedikit warga Cibinong yang belum mengetahui sejarah berdirinya stadion ini. Itulah sebabnya tim penulis dari kelas X-4 ini menuliskannya sebagai laporan kegiatan P5 Tema 3.

Ada banyak cerita menarik mengenai stadion kebanggaan Kabupaten Bogor. Dari mulai pemilihan motif gerbangnya, hingga fasilitas yang dimilikinya semua bercerita kepada kita.

Teman-teman sekalian, apakah kalian pernah mendengar  sejarah Stadion Pakansari? Nah, kali ini kami ingin menceritakan kepada kalian semua tentang sejarah Stadion Pakansari. Seperti yang kalian tahu, Stadion Pakansari terletak di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tapi kalian tahu tidak, sih? Sebelum dibangunnya Stadion Pakansari, tempat tersebut dahulunya adalah sebuah pemukiman yang dikelilingi pohon-pohon. Di pemukiman tersebut terdapat lingkungan RT 04 dan 05 yang tinggal di daerah setempat. Lalu, pemukiman tersebut digusur karena lahan tersebut akan dibeli oleh pemerintah dan akan dibangun stadion. Para warga yang sebelumnya tinggal di daerah tersebut sekarang berpindah ke berbagai tempat. Ada warga yang masih tinggal di sekitar stadion dan ada juga yang berpindah ke kampung halaman mereka.

Kalian tahu tidak mengapa Stadion Pakansari dibangun di daerah Pakansari? Pada tahun 1990, Pemerintah Kabupaten Bogor memindahkan kantor administrasinya ke daerah Cibinong dari pusat Pemerintahan Kota Bogor. Pada tahun yang sama, pembangunan kantor pemerintahan mulai dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Bogor termasuk daerah Pakansari. Kemudian, pada tahun 1999, Kabupaten Bogor ditunjuk menjadi tuan rumah Porda  VI. Kalian tahu tidak apa itu Porda? Porda merupakan kepanjangan dari Pekan Olahraga Daerah. Porda merupakan ajang kompetisi yang bertujuan meraih prestasi dalam bidang olahraga dan memiliki tujuan khusus untuk melahirkan atlet-atlet yang memiliki potensi untuk mewakilkan daerah dan negara pada kompetisi ajang tingkat nasional dan internasional. Kompetisi Porda diselenggarakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah organisasi yang bertanggung jawab untuk mengelola, membina, mengembangkan, dan mengoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga.

Pembangunan Stadion Pakansari dimulai pada tahun 1996 sekaligus dibarengi dengan pembangunan Pemda. Namun, pada tahun 1998, pembangunan Stadion Pakansari terhenti karena adanya krisis moneter. Saat itu kondisi stadion baru selesai pondasi saja. Kalian tahu tidak pada tahun 1998 Indonesia mengalami krisis moneter yang sangat buruk, lho. Indonesia mengalami permasalahan ekonomi akibat nilai mata uang rupiah yang melemah terhadap mata uang asing, tingginya utang luar negeri terutama pada sektor swasta, pemerintah yang kurang tanggap dalam menyelesaikan masalah perekonomian yang semakin buruk, dan perekonomian masyarakat tidak stabil. Krisis ekonomi itu membuat para mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi menuntut Presiden Soeharto agar mengundurkan diri dari jabatan beliau sebagai Presiden Republik Indonesia kala itu.

Ada pun beberapa dampak krisis moneter 1998, yaitu banyak perusahan yang gulung tikar karena tidak sanggup membayar utang dan membeli bahan baku yang diperoleh secara impor sementara nilai mata uang rupiah mengalami penurunan, lalu harga bahan pokok meningkat dan terjadinya kerusuhan masyarakat. Pada tahun 1998, krisis moneter tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi ada beberapa negara di Asia yang mengalami krisis moneter, yaitu Thailand dan Korea Selatan. Akan tetapi, Indonesialah yang mengalami krisis moneter paling buruk di antara negara-negara tersebut.

Ada pun beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menangani krisis moneter 1998, yaitu pertama, memperbaiki sistem perbankan karena banyak praktik perbankan yang tidak berjalan dengan baik yang membuat pemerintah dan IMF sepakat untuk menutup bank yang bermasalah. Kedua, pemerintah membentuk BPPN (badan penyehatan perbankan nasional). BPPN memiliki tugas pokok untuk penyehatan perbankan, penyelesaian aset yang bermasalah, dan mengupayakan pengembalian uang negara yang tersalur pada sektor perbankan. Namun, karena kinerja BPPN dinilai kurang memuaskan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Lembaga ini resmi dibubarkan pada tanggal 27 Februari 2004 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pengakhiran Tugas dan Pembubaran BPPN.

Ketiga, restrukturisasi utang swasta, total utang luar negeri Indonesia pada maret 1998 mencapai 138 miliar dollar AS. Dari jumlah tersebut, utang perusahaan swasta sebesar 64,5%. Hal ini membuat pemerintah ikut andil dalam penyelesaian utang perusahaan swasta. Tim penyelesaian utang luar negeri swasta berhasil mencapai kesepakatan yang mencakup pembiayaan perdagangan, pinjaman perusahaan swasta, dan penyelesaian pinjaman antarbank.

Keempat, makroekonomi. Makroekonomi adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk menganalisis suatu peristiwa untuk mengetahui sebab dan akibat dari suatu masalah. Salah satu kebijakan yang ada dalam makro ekonomi adalah kebijakan moneter yang mencakup tentang langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat, mulai dari mempengaruhi penawaran atau peredaran uang di masyarakat hingga mengubah tingkat bunga pada periode tersebut. Oleh karena itu, peran kebijakan moneter dalam makroekonomi adalah untuk menjaga laju pertumbuhan perekonomian negara.

Karena krisis moneter 1998, kehidupan masyarakat tidak sejahtera terlihat pada data BPS. Penduduk miskin meningkat dari 17,47% menjadi 24,20%. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi krisis ini adalah APBN diperlonggar untuk memberikan bantuan kepada rakyat sebesar 8, 5%. Apakah kalian tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan Indonesia untuk mengatasi krisis moneter 1998? Indonesia membutuhkan waktu yang lama sekitar sepuluh tahun untuk pulih dari krisis moneter 1998 dan mengembalikan perekonomian seperti sebelum terjadinya krisis moneter 1998.

Terjadinya krisis moneter sangat berdampak pada pembangunan Stadion Pakansari. Selama belasan tahun, pembangunan stadion tersebut menjadi terbengkalai. Pada tahun 2012, Stadion Pakansari dibangun kembali  oleh Bupati Bogor, Drs. H. Rahmat Yasin. Pembangunan Stadion Pakansari menghabiskan dana sebesar Rp803 miliar. Proses pembangunan Stadion Pakansari selesai pada tahun 2016. Stadion Pakansari dibangun di atas tanah dengan luas 60 hektar dan memiliki lapangan utama dengan panjang 105 meter dan lebar 70 meter.

Stadion Pakansari diresmikan oleh Bupati Bogor, Ibu Nurhayati dan Gubernur Jawa Barat, Bapak Ahmad Heryawan. Stadion pakansari mulai beroperasi secara formal setelah diresmikan pada tahun 2016 dan acara yang pertama kali diselenggarakan oleh Stadion Pakansari adalah kejuaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat dan piala AFF 2016. Teman-teman tahu, tidak? Sebelum nama stadion ini diresmikan dengan nama Stadion Pakansari, stadion ini dikenal dengan nama Pakansari Cibinong Raya yang disingkat menjadi Pacira, lho. Nama stadion tersebut dilelang dan dari hasil lelangan tersebut, stadion ini dinamakan Stadion Pakansari.*)

Mengenang Perjuangan Para Tokoh Karanggan – Citeureup

Cover Mengenang Perjuangan Para Tokoh Karanggan – Citeureup; Sumber: CMJ

Penulis:   Achmad Rafif Althaf, dkk

QRCBN:   62-839-1043-295

Editor:   Dina Ardianti

Lay out:   Neneng Hendriyani

Desain Sampul:   Tim Naskah X-3

Cetakan Pertama, Mei 2023

Karanggan memiliki banyak kisah unik dan juga misteri-misteri yang menarik untuk dicari tahu dengan lebih lanjut, di antaranya adalah Makam Panjang dari Mbah Kolot Pidin dan Makam Mbah Uyut Bongkok. Alasan kami memilih Karanggan sebagai topik yang dibahas karena topik tentang daerah Karanggan belum pernah dibahas dan dijadikan sebagai topik dari sebuah buku. Selain itu, kami juga ingin memperkenalkan Karanggan kepada masyarakat luar dan para pelajar lainnya.

Di Karanggan terdapat suatu makam yang sering dikunjungi oleh masyarakat dari luar daerah Karanggan, sementara warga Karanggan sendiri jarang datang untuk berziarah ke makam tersebut. Makam tersebut merupakan Makam Mbah Kolot Pidin. Makam ini memiliki bentuk yang tidak biasa dibandingkan dengan makam lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan panjangnya dengan makam biasa. Makam Mbah Kolot Pidin memiliki panjang yang mencapai 8—10 meter.

Ada yang berpendapat bahwa di dalam makam tersebut terdapat jenazah Mbah Kolot Pidin yang dikubur dengan benda-benda sakti yang dimilikinya. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa di dalam makam tersebut terdapat jenazah Mbah Kolot Pidin dengan kedua adiknya, yaitu Saidin dan Saipin.

Uniknya, setiap tahun para peziarah akan beramai-ramai datang ke Makam Mbah Kolot Pidin dengan membawakan banyak makanan tertentu yang kemudian diletakkan di dalam tempat yang telah disediakan dalam saung. Makanan tersebut nantinya akan dinikmati bersama-sama dan juga dibagikan kepada warga yang tinggal di sekitar makam.

Di dekat makam panjang, terdapat pula makam lain yang bernama Makam Mbah Uyut Bongkok. Saat memasuki makam ini, kamu akan disuguhi hawa gelap dan suram yang akan membuat orang merinding. Ditambah lagi, keberadaan dua pohon beringin yang mengapit makam tentunya menambah kesan angker tempat tersebut.

Selain itu, di Citeureup juga terdapat makam Syarifudin Shoheh atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Sake. Pangeran Sake sendiri merupakan salah satu tokoh yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia, terutama di daerah Citeureup. *)

Mengupas Misteri Gedung Arsip dan Situ Cikaret Cibinong-Bogor

(Cover Mengupas Misteri Gedung Arsip dan Situ Cikaret Cibinong-Bogor, sumber: CMJ)

Penulis                : Adelia Fauzia Rakhim, dkk

QRCBN              : 62-839-8412-026

Penyunting          : Neneng Hendriyani

Lay out               : Hawa

Desain Sampul    : Chayara Arsalya Sandy

Cetakan Pertama, Mei 2023

Karya

Adelia Fauzia Rakhim, Adinda Putri Wahyudi, Arnold Rivaldo, Azalea Talitha Putri, Bunga Fitri Choirunisa, Chayara Arsalya Sandy, Ghina Raya Safsa, Kencana Win Theodora, Kiandra Daffa Janesa, Muhammad Rafi’ul Anwar Baehaki, Na’ilah Rahadatul Aisy Saktia, Nayla Nurhaliza Bilqis, Rayhan Adistira.

Sinopsis

Buku ini merupakan hasil kegiatan pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk Tema 3 Kearifan Lokal. Ditulis oleh tim penulis dari kelas X-1 dengan mengangkat tema mengenai misteri di seputar Gedung Arsip dan Situ Cikaret yang sempat viral di media sosial karena banyaknya penampakan dan kisah horor. Keingintahuan penulis mengenai asal mula kedua tempat, termasuk tujuan, fungsi, dan manfaat keduanya dituangkan di dalam buku ini.

Pengumpulan data mengenai kedua tempat tersebut, yaitu Gedung Arsip dan Situ Cikaret dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung ke lokasi, wawancara tokoh, studi pustaka, dan literasi digital.

Para penulis melakukan braisntorming pencarian ide mengenai tema penulisan pada minggu pertama Januari 2023 dengan bimbingan fasilitator yaitu Ibu Citra Ayu Ningrum, S.Pd. Setelah merencanakan semua tahap kegiatan dan membuat jadwal pelaksanaan barulah mereka melakukan pengumpulan data. Setelah semua data dirasa cukup penulis menuangkannya ke dalam naskah berupa draft buku. Fasilitator memeriksa draft dan mengembalikannya kepada tim naskah untuk direvisi hingga tanggal 30 Maret 2023. Setelah itu barulah draft dikumpulkan.

Akhirnya, buku yang merupakan hasil kegiatan mandiri, kolaboratif ini berhasil diterbitkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi seluruh pembaca di mana pun berada. *)

Antologi Nirwana Pulau Harapan

Tiga tahun bersama di sekolah tercinta tentu memberikan banyak pengalaman dan kesan mendalam bagi seluruh penghuni kelas XII MIPA 5 SMA Negeri 2 Cibinong – Bogor. Banyak kisah terajut rapi dan manis. Banyak air mata berpilin senyum terangkum indah. Layak untuk dimaknai sebagai sebuah hikmah perjalanan anak manusia. Itulah isi buku antologi yang ditulis oleh para siswa ini.

Cover Nirwana Pulau Harapan (Dok CMJ)

Penulis : Explosive (XII MIPA 5 SMA Negeri 2 Cibinong)

QRCBN :   62-839-8286-061

Editor    :   Neneng Hendriyani

Lay out :   Tim CMJ

Desain Sampul: Hapiah

Cetakan Pertama, Januari 2023

Penerbit

Cakrawala Milenia Jaya

Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No.11-12

Cibinong – Bogor Jawa Barat

Cakrawalamileniajaya@gmail.com

IG: cakrawalamilenia

Jumlah halaman vii + 327

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

All Right Reserved

Antologi teks cerita sejarah yang berjudul Nirwana Pulau Harapan ini ditulis oleh 36 siswa/i sebagai bagian dari hasil karya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Penulisan Teks Sejarah pada kelas XII Tahun Pelajaran 2022-2023. 

Berkat bimbingan Ibu Helfy Maryamul Ilfa, S.Pd., M.Pd. sebagai guru Bahasa Indonesia, 36 teks cerita sejarah ini berhasil ditulis dan dikumpulkan tepat waktu.

Semoga buku antologi ini dapat memberikan warna lain bagi pembaca di mana pun berada. Berikut ini isi buku Nirwana Pulau Harapan .

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Masa Kecilku. 1

Aku dan Kisahku. 6

Aku  dan  Masa  Kecilku. 14

Kenangan Yang Abadi 23

Memori Masa Lalu. 30

Siluet Album Biru. 39

Si Bontot Sudah Dewasa. 52

Aku. 60

Kenangan Yang Terlukis. 68

Di Dalam Ingatan. 68

Perjalananku. 76

Aku dan Masalahku. 87

Dunia Warna dan Aksara. 96

Perjalananku. 105

Persoalan Duniawi 118

Ceritaku. 132

Aku dan Ceritaku. 143

Kisah Penuh Kasih. 152

Perjalanan Menuju Dewasa & Makna Dari Kedewasaan. 161

Ceritaku. 169

Kisah Sekolahku. 176

Rentang  Kisah Anak Laki-Laki 187

Tentang Diriku. 194

Bidang Kosong. 199

Halo! Ini Kisahku. 207

Kisahku. 214

Perjalanan  Semasa Hidup. 222

Aku dan Masa Laluku. 230

Perjalanan Hidup. 242

Lika-Liku Kehidupanku. 249

Tentang Diriku, Nurus. 261

Berjuta Rasa. 271

Kehidupan Yang Tidak Bisa Aku Ulang. 280

Aku dan Kisah Masa Kecilku. 289

Kehidupan Aku. 297

Kisah Perjalanan Aku & Bakat 309

Mimpi Kugapai Karenaku Bertahan. 322

Namaku Abitha Eki Sujati Prasetya. Arti dari nama abita sendiri yaitu cenderung memimpin dengan berwibawa dan selalu mencari petualangan, sangat tertarik dengan kehidupan dan memiliki sifat mandiri. Aku juga bicara apa adanya dan tertarik secara fisik pada orang lain. Aku lahir di Bogor pada tanggal 29 Maret tahun 2005. Hobiku bermain game dan bermain bola karena bisa menghilangkan pikiran jenuh yang ada di kepala. Semasa kecil aku selalu bermain dengan temanku, seperti bermain sepeda, layangan,dan banyak lagi.

Perkenalkan namaku Ahmad Haidar Faqih. Aku biasa dipanggil dengan sebutan Haidar. Aku adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara yaitu kakak dan adik perempuanku.

Namaku Aisyah Syafitri, biasa dipanggil Aisyah. Aku lahir pada 15 November  2005 di Jakarta. Aku merupakan anak tunggal. Kata Ibuku saat aku masih di dalam perut,  Ibuku mengidam pecel lele maka dari itu aku sangat menyukai pecel lele sampai  sekarang. Kata ibu, aku juga anak yang ceria dan menyenangkan, bahkan aku memiliki  banyak sekali teman bermain.

Seorang bayi perempuan lahir pada tanggal 2 Juni 2005. Ia dinamai Alsyaila Putri  Maharani. Lahir dari rahim seorang Ibu bernama Wihda dan merupakan anak kedua dari  3 bersaudara. Tumbuh dengan kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya yang  tegas dalam mendidik.

Alsyaila  berusaha menahan tangisnya, ia tidak ingin waktu terakhirnya bersama sang ayah  ditunjukkan dengan wajah penuh kesedihan. Lagi pula, bunga yang dipetik pertama pasti bunga yang paling indah, kan? Kehilangan ayah merupakan hal terberat di hidupnya.  namun ia bisa apa? Ini sudah takdir. seperti inilah jalan hidup yang sudah Tuhan berikan.  Hal terakhir yang bisa dilakukan Alsyaila hanya menerima dan meyakinkan dirinya bahwa selanjutnya bisa menjadi lebih baik. Dunia tidak berhenti hanya karena ia terpuruk

Kehilangan orang yang sangat dicintainya membuatnya tetap berdiri, mengangkat kepalanya, dan  berjalan dengan lurus untuk membuktikan bahwa ia mampu.

Namaku Asyilla Azza Nanfinasti, biasa dipanggil Syilla. Keluargaku memanggilku  Sela. Lahir di Bogor pada tanggal 13 Maret 2005. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara.  Aku memiliki satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Kami bertiga tumbuh dengan didikan dan kasih sayang dari orang tua yang tak terhingga besarnya.

Aku Aurelia Putri Zirlyan yang memiliki nama kecil Aurel tetapi kini teman-temanku memanggilku dengan nama Orel. Entah bagaimana awal mulanya, tetapi sekarang itu menjadi nama panggilanku. Aku lahir di Bogor, 28 Februari 2005, dan aku anak pertama dari dua bersaudara.

Anak perempuan ini di beri nama Ayu Ningtias Adinda Putri yang bermakna anak perempuan yang cantik, gigih dibandingkan dengan orang-orang lain, orang yang sangat menuntut kesempurnaan dalam segala hal, dan sangat kritis pada pasangan.

“Adinda” sendiri merupakan ungkapan rasa sayang kedua orang tua. Tetapi di balik itu semua terdapat cerita yang lucu dan menyedihkan loh dari perjalanan ibunda saat mengandung sampai melahirkanku.

Namaku Cahyo Raharjo. Aku saat ini berumur 17 tahun yang berarti aku lahir pada tanggal 1 Mei 2005. Aku memiliki hobi berenang dan menyanyi. Namun, satu hobi yang hanya menonjol di dalam diriku adalah menyanyi.

Namaku Callista Amalia Suci Mawarni. Orang-orang biasa memanggilku  Callista. Ada juga yang memanggilku Uci. Aku adalah anak kedua dari tiga  bersaudara. Aku lahir pada tanggal 17 September 2004. Tahun ini aku berusia 18  tahun dan aku adalah anak asli dari daerah Cibinong ini. Aku masih ingat sewaktu  aku masih anak-anak keadaan di sekitar rumahku jauh berbeda dengan yang  sekarang. Saat ini keadaan Cibinong ramai dan padat oleh penduduk maupun bangunan.  Sewaktu aku masih anak-anak belum banyak bangunan-bangunan besar seperti mall dan  keadaannya pun tidak terlalu padat oleh penduduk. 

Tepat pada tanggal 18 Agustus 2005, di Kampung Rambutan, Jakarta Timur seorang gadis yang diberi nama oleh ayahnya dengan penuh harapan yaitu Farah Diba Hafid atau singkatnya bisa dipanggil Diba lahir.

Pada hari Selasa, 20 September 2005 pukul 13.00 WIB aku dilahirkan. Fathimah Radhiyya adalah nama yang diberikan oleh orang tuaku kepadaku. Aku memiliki panggilan berbeda di tempat yang berbeda. Di lingkungan rumah aku dipanggil “Dhiyya” sedangkan di lingkungan sekolah aku dipanggil “Fathimah”. Aku anak ke-2 dari 4 bersaudara. Ibuku pernah bilang bahwa dibanding abang dan adik-adikku, proses kelahiranku adalah yang paling mudah dan lancar.

Halo. Namaku Fauziyah Hasanah, biasa dipanggil Jia. Saat ini aku berusia 17 tahun. Aku lahir di kota Bandung pada tanggal 4 April 2005. Aku adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adikku laki-laki sehingga aku menjadi anak perempuan satu-satunya di keluargaku. Sejak kecil aku selalu senang menggambar dan menulis.

Kamis Legi, 30 Desember 2004 saat orang-orang hendak melaksanakan salat Tahajud lahirlah seorang bayi perempuan yang sehat yang diberi nama Ghaisani Nabilah Shafayang berarti “Gadis Cantik Pintar Bukit” dengan harapan kedua orangtuanya kelak anak ini akan menjadi perempuan yang cantik dengan ilmu setinggi bukit.

Namaku Hafnawiyah Eka Nugrahaning Putri. Namun orang-orang memanggil aku dengan sebutan Hafna. Nama ini diberikan dari kedua orang tuaku dengan arti yang luar biasa. Yaitu arti nama Hafnawiyah adalah sahabat nabi, Eka adalah pertama karena aku anak pertama, Nugrahaning adalah anugrah yang diberikan dari Allah SWT, serta nama Putri menandakan bahwa aku anak perempuan.

Namaku Karina Rizqi Aulia. Aku lahir di kota Jakarta pada tanggal 1 Januari 2005. Aku lahir tepat pada malam pergantian tahun atau tahun baru.

Aku, Karola Endreete Cassandra Hape. Akrab dipanggil Karola ataupun Ola. Aku sendiri lebih suka dipanggil Ola karena menurutku lebih singkat dan mudah untuk diingat.  Lahir di Jakarta pada tanggal 4 November 2004.

Aku adalah seorang bayi perempuan yang dilahirkan pada 14 November 2004 yang diberi nama “Larasati Rahmani” yang berartikan “ Jauh lebih dalam kesayanganku.”

Namaku Marcel Saputra Mesakh. Aku lahir pada tanggal 29 Maret 2005 di kota Bogor. Aku adalah anak pertama dan satu satunya laki-laki dari 4 bersaudara. itu menunjukkan kalau aku adalah seorang anak yang harus lebih dewasa dan bisa menemukan jati diriku sendiri terutama sebagai seorang kakak tertua yang memiliki adik-adik perempuan dan juga sebagai calon orang yang siap menghadapi masa depan dalam aspek mental, pikiran, keputusan, dan tindakan.

Perkenalkan namaku Marcella Vebrianti. Aku lahir pada tanggal 19 Februari 2005. Aku adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Aku memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan. Ibuku pernah bercerita kepadaku bahwa aku lahir saat ibuku sedang memasak. Saat itu beliau merasa sangat mulas lalu pergi ke kamar mandi dan ternyata saat itu ada kepala bayi yang keluar. Lalu Ibuku bergegas ke kamar dan akhirnya aku pun lahir di rumah. Ibuku bilang proses melahirkanku sangat mudah dan berlangsung cepat. Itu adalah sedikit cerita singkat tentang kelahiranku.

Aku Meydina Izzati lahir di bogor tanggal 20 Mei 2005. Kalo disusun tanggal lahirku jadi “20052005” cantik sekali bukan?

Namaku Mochammad Dicky Ali, biasa dipanggil Dicky atau Dijem. Aku lahir pada tanggal 23 Juni 2005 di Bogor. Aku anak ke-3 dari 3 bersaudara (anak terakhir). Arti dari namaku adalah anak laki-laki yang memiliki arti nama dari bahasa Jerman kuno yaitu pemimpin yang kuat dan tegas.

Aku akan menceritakan kisah singkat hidupku dari kecil hingga saat ini. Namaku M. Rizky Sofyan, biasa dipanggil Kiki atau Ubet. Aku lahir pada tanggal 05 Agustus 2005 di Bogor. Masa kecil aku tidak jauh beda dengan anak-anak kecil yang lainnya, artinya normal, tidak lain dari yang lain.

Mereka memberi nama anak itu Muhammad Diaz Sadikin Soedarbo, dan anak laki-laki itu adalah Aku. Aku masih memiliki keinginan untuk menjadi seorang seniman. Motivasiku kembali muncul di hadapanku. Mulai sejak saat itu aku bangkit kembali dan terus berusaha berkembang. Aku ingin bisa menjadi seperti mereka yang diterima di FSRD ITB. Sekarang aku dapat membuat warnaku sendiri dan menggoreskannya ke atas bidang yang sebelumnya kosong ini

Halo. Perkenalkan namaku Muhammad Fadil Ardhyas, lahir di keluarga yang sederhana pada tanggal 4 Maret 2005 di Cibinong tepatnya di RSUD Cibinong. Kedua orang tuaku memberi nama itu diambil dari arti “dermawan dan terhormat” dalam bahasa Arab. Aku adalah anak ketiga dan terakhir dari tiga bersaudara yaitu kakak laki–laki dan perempuan.

Perkenalkan namaku Muhammad Tsaqif Candramurti  Ananta. Aku lahir pada 13 Juli 2005 di Palembang tepatnya di Rumah sakit Ibu dan Anak  Palembang. Orang tuaku memberi nama itu diambil dari arti “anak terpandai setenang rembulan”.

Namaku Nabila Rizqy Maghfira yang berarti ”kepintaran dalam mencari rezeki dan ampunan Allah SWT”, biasa dipanggil Nabila, berusia 17 tahun. Aku anak kedua dari pasangan Mardison dan Yuliastety, lahir di kota Padang, Sumatra barat pada 6 Agustus 2005. Beberapa jam setelah lahir, aku dilarikan ke Neonatal Intensive Care Unit (NICU) di Rumah sakit Umum M. Djamil di Padang karena mengalami gangguan pernafasan. Saat itu dokter berkata bahwa kesempatan hidup  hanya 50:50 dan dirawat selama 1 minggu. Setelah 1 minggu dirawat di rumah sakit aku dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang

Namaku Nasywa Okzanis Rina. Aku lahir di Bogor tanggal 8 Oktober 2004. Aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana. Ayahku bernama Agus Hariyanto sedangkan Ibuku bernama Zat Asih Rahayu. Aku anak kedua dari dua bersaudara dan tentu saja anak yang pertama adalah kakakku. Kakakku bernama Muzhafar Agzarianta.

Halo namaku Nayla Putri Wijayantie. Aku lahir di Cilacap pada tanggal tanggal 15  September 2005. Sejak kecil aku terbilang anak yang cukup aktif dan sangat suka  bermain-main. Saat aku berumur 3 tahun aku tinggal bersama nenek karena  orang tuaku sibuk berkerja.  

Tepat pada tanggal 11 Januari 2005 di Bogor aku dilahirkan. Seorang gadis yang diberi nama oleh ayahnya dengan harapan yaitu Nur Diah Musfirah atau singkatnya bisa dipanggil Diah.

Halo semua. Kenalin namaku Nurus Salsabila. Aku punya nama panggilan sayang ‘Iyus’ dan kata ayah nama Iyus berawal dari aku yang tidak bisa mengucapkan nama Nurus dengan baik. Aku lahir di kampung terpencil yang ada di Kabupaten Bogor pada tanggal 9 Juli 2004, dan lebih tepatnya di Kampung Rumpin.

Cerita ini adalah cerita tentang sebuah kisah hidup dari seorang anak yang lahir dari rahim seorang ibu yang tidak menyangka akan dikaruniai seorang anak perempuan. Anak perempuan itu bernama Rafda Rafeyfa Nadya yang lahir pada hari Rabu tanggal 17 Mei 2006 pukul 10 pagi di Bogor. Ia adalah anak pertama dari pasangan suami istri yang baru menikah pada tanggal 25 Mei 2005 lalu. Tak disangka anak perempuan tersebut lahir sebulan lebih cepat dibanding hari perkiraan lahir yang membuat pasangan suami istri tersebut terkejut. Kabar bahagia dari pasangan tersebut dengan cepat tersebar ke seluruh keluarga. Ucapan selamat tak henti-hentinya diucapkan untuk pasangan itu.

Tanggal 9 November 2004 saya dilahirkan ke dunia ini pada hari Selasa subuh dini hari di rumah sakit PMI. Nama saya terbentuk dari dokter yang mengoperasi mamah dan orang tua saya. Mereka memberi nama “Raffi Kurniawan.” Saya anak ke-4 dari 4 bersaudara.

Namaku Rahma Azzahra Akhirunisa. Orang-orang biasa memanggilku Ara. Aku lahir di Bogor pada tanggal 20 Maret 2006. Aku anak ke-8 dari 8 bersaudara. Aku mempunyai orang tua yang sangat sayang padaku. Aku dekat dengan salah satu kakakku yang usianya tidak jauh dariku; hanya 1 tahun 8 bulan. Namanya Intan. Aku mempunyai banyak hobi yang sama dengannya.

Aku mulai bosan dengan hari libur dan diam diri di rumah. Ketika angka Covid menurun aku pergi ke bukit-bukit dan itu menjadi hobiku setiap 2 minggu sekali. Di akhir tahun, aku diajak oleh kakakku naik Gunung Gede untuk pertama kalinya. Setiap ada yang membuka trip naik gunung aku sering ikut. Aku sudah naik ke beberapa gunung seperti Gunung Salak, Merbabu, Sumbing, Selamet, Sindoro, Prau, dan masih banyak lagi.

Kala Magrib, hari Jumat tanggal 27 Januari tahun 2006 lahirlah saya, seorang  anak perempuan yang bernama Shadrina Syifa Khalishah. Hari itu menjadi titik awal  kehidupan saya bagai sebuah tirai yang terbuka saat pertunjukan drama. 

Namaku Syifa Aulia Maudina biasa dipanggil  Syifa. Aku lahir di Bogor pada tanggal 21 Mei 2005 dan merupakan anak kedua dari ketiga bersaudara, serta aku anak perempuan satu-satunya di  keluarga.

Perkenalkan namaku Syifa Awalia lahir di Bogor pada tanggal 17 Oktober 2004. Aku adalah anak pertama dari Saepul Anwar dan R. Eva Fadillah. Saatku kecil ayahku bekerja sebagai sopir angkot dan ibuku kuliah. Ayah membiayai kuliah ibuku sendiri dari hasil menjadi sopir angkot. Ayah sangat sayang kepada ibu walaupun ibu tidak begitu sayang kepadanya karena menikah terpaksa oleh pilihan ayahnya ibuku, yaitu kakekku. Namun, seiring berjalannya waktu cinta pun muncul di antara mereka dan aku adalah simbol cinta mereka kata ibuku.

Aku bersekolah di SMP Islam Plus Daarul Jannah yang menerapkan jadwal mengaji dengan metode Qiroati dari jam 7.00 sampai jam 8.30 WIB. Dalam pengajian itu ada 7 kelas yaitu; kelas Qiroati 1, Qiroati 2, Qiroati 3, Al-Quran, Gharib, Finishing, dan Tahfidz. Kelas tersebut menunjukkan tingkat kemampuan. Saat aku kelas 7 aku masih di kelas Qiroati 3.

Saat kelas 8 aku masuk ke kelas Finishing. Di kelas ini aku menyiapkan semua hafalan Al-Quran, doa-doa, hafalan salat, dan bacaan Al-Quran dengan Makhorijul huruf dan tajwid yang benar sebelum dites ke pusatnya di Parung. Setelah banyak melewati tahap tes di sekolah aku lulus untuk bisa tes di pusat. Pada tes pertama di pusat aku tidak lulus.

Untuk pemesanan dan penjualan buku sila hubungi Ibu Helfi atau

Magrib di Ujung Kota
(Kumpulan Puisi)

Penulis: Nuraini
ISBN : 978-623-6581-46-9
Penyunting: Neneng Hendriyani
Lay out: Hapiah Wardah
Desain Sampul: Cahsantri
Cetakan Pertama, Februari 2022
Penerbit
Cakrawala Milenia Jaya
Bumi Karadenan Permai Blok AA8 No.11-12
Cibinong – Bogor Jawa Barat
cakrawalamileniajaya@gmail.com
https://cakrawalamj.co.id
IG: cakrawalamilenia
Jumlah halaman ix + 41

Magrib di Ujung Kota: kumpulan puisi (sumber: Dokumentasi CV Cakrawala Milenia Jaya)

Siapapun dapat membuat puisi, meskipun tetap ada ciri atau bentuk khas yang membedakannya dengan karya sastra yang lain. Setiap orang dapat menggunakan sarana apapun untuk membuat puisi menjadi menarik seperti irama, rima, diksi dan lainnya. Sebagai sebuah karya sastra, puisi mutlak harus memiliki kemampuan dan mengakomodir segala unsur yang berkaitan dengan satra.


Penulis membuat buku kumpulan puisi ini tidak bersifat kaku, namun karya sastra bersikap bebas dan tidak terikat. Isi puisi dalam buku kumpulan puisi ini adalah ungkapan dari penulis, berupa pengalaman-pengalaman keseharian, fenomena sosial, kisah inspiratif, ajakan moral, dan coretan kejadian real.

Harapan penulis secara khusus, buku kumpulan puisi ini dapat menjadi motivasi diri untuk lebih berimajinasi dan arahan untuk membentuk kepribadian yang lebih baik. Harapan secara umum buku kumpulan puisi ini adalah dapat menambah perbendaharaan sastra di bogor. Bagi para pembaca puisi adalah menjadi motivasi pembaca untuk mengapresiasi karya seni, renungan untuk introspeksi diri, menjadi lebih eksis dalam berkarya, dan membangkitkan semangat para pembaca untuk lebih peka terhadap fenomena sosial melalui larinya yang indah.

Nuraini, S,Pd

Nuraini, S,Pd., alumni FKIP/Pendidikan Bahasa Inggris UIKA (2000) adalah seorang guru di SMK Negeri 4 Kota Bogor. Beliau lahir di Jakarta tanggal 27 Juli 1977. Motto beliau adalah membagi ilmu walau hanya sedikit. Beliau sekarang tinggal di Kota Bogor.

THE HISTORY OF SMAFOUR

SMAFOUR HISTORY Copyright © CV Cakrawala Milenia Jaya, 2019 The writer: The Students of XI MIPA 8 SMA N 4 Cibinong ISBN: 978-623-92027-5-0 Editor: Neneng Hendriyani Lay outer: Cecep Suparman Cover designer: cahsantri@gmail.com Publisher: Cakrawala Milenia Jaya Bumi Karadenan Permai Blok AA 8 No. 11-12 Cibinong – Bogor Jawa Barat Telp. 08136336202 – 085715773482 cakrawalamileniajaya@gmail.com web: http://cakrawalamj.co.id First print, October 2019

SMAFOUR or SMA Negeri 4 Cibinong is the youngest government high school in Cibinong, Bogor. As the youngest one it has had many good facilities and achievements. Thus, it becomes one of favorite school in Bogor, especially in Cibinong. Actually it was not easy to write the history since we did not see the first construction directly. Fortunately there were so many resources that helped us much. From interviewing some teachers, some previous students from the first generation we got many information and data about our beloved school. We did some interviews for one month. After that we wrote the result of the interviews and collected it together to be a book of THE HISTORY OF SMAFOUR. As it is our English tasks so the book was written in English too. By reading this book we hope the readers will get many useful information about SMA Negeri 4 Cibinong which is well known as SMAFOUR. We also hope this beloved school will be more famous and can be the first educational institution chosen by people live in Cibinong area.

Inilah buku yang ditulis dalam bahasa Inggris oleh seluruh siswa kelas XI MIPA 8 Tahun Pelajaran 2019/2020. Seluruh materi ditulis berdasarkan interview dan bukti fisik mengenai SMAFOUR (SMA Negeri 4 Cibinong) tercinta.