Kompilasi Cerita Muara Beres

Cover Kompilasi Cerita Muara Beres (Sumber: CV CMJ

Penulis          :  Anggit Destra Atmaja dkk

QRCBN          : 62-839-1120-858

Penyunting   : Neneng Hendriyani

Lay out          : Tim CMJ

Desain Sampul: Salma Nur Zafira

Cetakan Pertama, Mei 2023

Setiap wilayah di Indonesia memiliki ciri kebudayannya sendiri yang berbeda dari wilayah lain. Untuk masa ini melestarikan kebudayaan menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia. Melestarikan kebudayaan juga merupakan tanggung jawab bagi para pemuda-pemudi di Indonesia yang akan menjadi penerus bangsa. Kami sebagai para pelajar yang menjadi bagian dari pemuda-pemudi bangsa mengambil keputusan untuk ikut serta dalam melestarikan kebudayaan. Dengan memanfaatkan adanya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) di sekolah yang merupakan bagian dari bagian  kurikulum merdeka memudahkan kami untuk mempelajari dan melestarikan  budaya. Di tema 3 yang bertemakan kearifan lokal ini kami ditugaskan untuk membuat buku yang mMbahas kearifan lokal wilayah kecamatan Cibinong. Tidak terbayang oleh kami harus membuat buku dari tema kearifan lokal kecamatan Cibinong, karena kami pikir sedikit sekali yang bisa kami pikirkan tentang Cibinong, tetapi setelah kami observasi ternyata banyak sekali cerita sejarah kearifan lokal Cibinong.

Kearifan lokal adalah identitas atau ciri khas etika dan nilai budaya yang berada di masyarakat lokal dan diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan pengertian dari kearifan lokal di atas, kami sepakat untuk mengambil tema Muara Beres dengan judul buku “Kompilasi Cerita Muara Beres”. Alasan kami mengambil tema ini adalah karena di wilayah Muara Beres, Sukahati, terdapat banyak misteri dan kebudayaan sejarah mulai dari tradisi, mito,s dan larangan, bahkan ada cerita yang diyakini oleh masyarakat bahwa Muara Beres memiliki kerajaan yang bernama Kerajaan Muara Beres.

Dengan adanya cerita ini menjadikan Muara Beres sering dikunjungi oleh mahasiswa dan bahkan para sejarawan yang berusaha mengupas misteri dari Kerajaan ini. Namun, hingga buku ini diterbitkan belum ditemukan bukti otentik yang menyatakan bahwa di Muara Beres pernah berdiri sebuah kerajaan sehingga cerita ini hanya bisa dijadikan keyakinan oleh masyarakat sekitar. Namun demikian, cerita mengenai Kerajaan Muara Beres ini terkenal hingga ke Banten. Ada beberapa bukti yang digunakan untuk mendukung keberadaan kerajaan ini, contohnya masyarakat yang tinggal di wilayah Muara Beres sebagian besar merupakan keturunan darah biru dengan memakai gelar “Raden” di depan namanya.

Dalam penulisan buku berjudul Kompilasi Cerita Muara Beres ini kami memilih jenis naskah menggunakan naskah naratif dan deksripsi. Naratif adalah bersifat narasi; bersifat menguraikan (menjelaskan dan sebagainya) dan deksripsi adalah bersifat deskripsi; bersifat menggambarkan apa adanya.Alasannya adalah karena kami mengangkat tema cerita yang beredar di masyarakat Muara Beres yang akan kami uraikan sejarah kerajaan berdirinya, keruntuhannya, dan keturunan-keturunannya dan kami juga akan menggambarkan peninggalan-peninggalan Kerajaan Muara Bers, tradisi-tradisi masyarakat Muara Beres, mitos dan juga larangan yang dipercayai oleh masyarakat di sekitar Muara Beres.

Untuk memudahkan pembaca menentukan inti dan kesimulan maka buku ini akan dibagi menjadi lima bab. Pada bab pertama berisi 4 sub bab, yaitu latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. Latar belakang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai apa yang ingin disampaikan dan menjelaskan alasan pemilihan tema. Tujuan dan manfaat penelitian bertujuan untuk memberikan motivasi pembaca untuk membaca buku ini agar mendapat manfaat yang berguna. Pada sub bab terakhir di bab satu berisi sistematika penulisan yang ditulis dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui semua informasi dengan jelas dan tepat dari isi buku ini sehingga tidak akan terjadi kesalahan saat membaca.

Bab dua berisi penjelasan mengenai Muara Beres Zaman Kolonial Belanda, Kerajaan Muara Beres, peninggalan dan silsilah keturunan-keturunannya.

Bab tiga berisi tradisi, mitos dan larangan yang ada di masyarakat.

Bab empat berisi simpulan, saran, waktu dan lokasi penelitian serta dokumentasi kegiatan yang telah kami lakukan dalam rangka mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

Dapatkan e-booknya dengan menghubungi