Mendayung Asa: Sehimpun Puisi Akrostik

Penulis                 : Rekyan Setiati

Editor                    : Iyus Yusandi

Lay out                 : Neneng Hendriyani

Desain Sampul  : Cahsantri

Cetakan Pertama, Juli 2022

Kecintaan seorang Rekyan Setiati terhadap puisi telah ia tunjukkan pada Sehimpun Puisi berjudul “Mendayung Asa”. Karya Rekyan Setiati ini buah pena tunggal sebagai wujud dari buah perenungan, penghayatan, dan kristalisasi dari nilai-nilai kehidupan yang masuk ke ruang kontemplasinya. Pandangan dan kesan-kesan ibu Rekyan Setiati terhadap setiap fenomena yang ditemukannya telah ia ejawantahkan dengan bahasa yang lancar, fluent, dan mengalir. Hampir tidak ditemukan puisi yang rumit dan sulit dipahami. Setidaknya, karya Rekyan Setiati ini terbebas dari masalah yang sering dikeluhkan pembaca puisi. Hal ini secara sadar dan sengaja dilakukannya dengan harapan, karya-karyanya ini dapat menginspirasi dan memotivasi para pembaca.

Seorang Rekyan Setiati memiliki rasa haus menggali ilmu, sehingga ilmu yang diperolehnya terekspresikan dalam tulisan Rekyan Setiati yang terdiri dari Dalam Aksara, Sedekah Puisi, Akrostik Satukan Kalbu, Sedih, Berbisik ke Bumi, dan lain-lain.

Begitu nyata unsur-unsur puisi pada deret baris akrostik Mendayung Asa. Seolah pembaca berada dalam kisah yang tersaji di dalamnya. Puisi Mendayung Asa begitu hidup dan nyata. Pandailah Rekyan Setiati menghidupkan sebuah puisi.

Satu hal yang spesial dari antologi ini adalah 98 judul Akrostik. Dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ibu Rekyan Setiati sebagai penulis menyajikan dan memberi warna puisi dalam Mendayung Asa ini. Puisi sebanyak itu, ditulisnya dalam tempo yang relatif singkat. Mendayung Asa ditulisnya tak kurang dalam tiga bulan. Inilah pentingnya mengenal sosok Rekyan Setiati, karena kepiawaiannya dalam hal menulis puisi.

Di mata saya, ibu Rekyan Setiati ini seorang ibu rumah tangga yang luar biasa. Saya kagum atas produktivitasnya yang tinggi dalam menulis. Sebagai seorang ibu rumah tangga, tak kurang kesibukannya dalam mendidik dan mengasuh anak. Di selakesibukannya masih sempat meluangkan dan mencuri waktu untuk menulis. Pasti lelah. Tapi semua itu dikalahkannya dengan tekad yang kuat dan kerja keras. Saya membanggakan ibu Rekyan Setiati.

Sebagai seorang ibu di rumah tangganya, produktivitasnya ini hendaknya jadi teladan bagi semua ibu rumah tangga. Seolah-olah terngiang pesannya, betapa pun sibuk, pasti ada waktu luang untuk berkarya. Jangan jadikan kesibukan sebagai alasan untuk tidak berkarya.

Selamat, Bu Rekyan Setiati!

Maju terus, berkarya terus!

@ salam takjim dari Iyus Yusandi di Taman Asmaraloka KPPJB

Untuk pembelian hubungi Bumori53